Bojonegoro, sigap88news.com – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus mendorong tumbuhnya kemandirian dan inovasi masyarakat dalam pengembangan potensi lokal. Salah satu bentuk nyatanya terlihat di Desa Sukorejo, Kecamatan Malo, di mana kebun melon premium berbasis edufarm menjadi pionir dalam menggabungkan sektor pertanian, pendidikan, dan pariwisata.

Pada Selasa (15/04), Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, Dr. Hj. Cantika Wahono, mengunjungi langsung lokasi kebun melon milik Yayasan Kabel Wahid Indonesia. Dalam kunjungannya, ia mengapresiasi warga Malo atas inisiatif kreatif dan terobosan mereka dalam budidaya pertanian yang mampu melibatkan anak-anak dalam proses edukatif.
“Secara tidak langsung kita memberikan pembelajaran dari hal sederhana, namun dengan cara yang sederhana ini dapat mengena di kalangan anak-anak,” terangnya memberi semangat.

Model edufarm ini memungkinkan generasi muda belajar langsung dari alam, mulai dari proses menanam hingga memanen. Selain menanamkan nilai-nilai produktivitas sejak dini, konsep ini juga membuka ruang pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis lokal.
Cantika Wahono menambahkan bahwa kegiatan ini bisa dikolaborasikan dengan sektor wisata edukasi, membuka peluang kunjungan dari masyarakat luar yang ingin membeli hasil panen maupun belajar proses budidaya secara langsung.
“Sekaligus secara tidak langsung akan berdampak dengan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Lebih jauh, ia berharap pendekatan sederhana namun berdampak besar ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk berinovasi dan membangun kemandirian ekonomi dari potensi yang ada di sekitar. “Sehingga dengan adanya hal tersebut dapat membangun ekonomi kemandirian warga,” tuturnya penuh harap.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Zainal Fanani, menambahkan bahwa Kecamatan Malo memiliki potensi besar dalam pengembangan buah-buahan premium. Ia menjelaskan, saat ini tengah dikembangkan tiga varietas unggulan: Sweethami dari Belanda, Fujisawa dari Jepang, dan Etanon, yang semuanya tergolong melon premium bernilai jual tinggi.
“Semoga para petani lain dapat terinspirasi untuk belajar pengembangan buah melon yang ada di Malo ini,” imbuhnya.
Suryanto, Ketua Yayasan Kabel Wahid Indonesia, menyambut baik dukungan dari pemerintah daerah. Ia berharap kunjungan ini dapat mendorong semangat masyarakat, khususnya generasi muda, untuk turut serta dalam pengembangan pertanian yang inovatif.
“Agar para pemuda ikut tergugah dan bersemangat belajar pengembangan buah melon, yang nantinya akan menambah tempat wisata dalam kegiatan Medhayoh Bojonegoro,” pungkasnya.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa kemandirian masyarakat bisa tumbuh dari desa dengan ide sederhana, namun berdampak besar untuk masa depan.(Tris)