Penulis : Amin Tirtana & Y.Juwaidi
Program 100 hari pertama mulai diperkenalkan hampir seabad yang lalu yakni sejak masa pemerintahan Franklin D. Roosevelt (FDR) pada 24 Juli 1933, yang telah berhasil mengatasi krisis ekonomi dan pengangguran dengan mengesahkan 15 RUU melaluikongres. Selanjutnya program 100 hari ditradisikan oleh presiden-presiden berikutnya. Termasuk era Donald Trump saat ini, yang telah mengeluarkan tarif resiprokal dengan dalih sebagai bagian dari liberation day, untuk membebaskan ekonomi Amerika dari ketergantungan impor. “Ini adalah bentuk kemerdekaan ekonomi kita. Pabrik-pabrik dan lapangan kerja akan kembali munculdi Amerika, dan hal itu sudah mulai terlihat,” kata Trump dalam pidatonya.
Presiden Kennedy pernah mengingatkan, ‘masa jabatan Kepala Negara dinilai berdasarkan keseluruhanhasil dari kepemimpinan mereka yang lebih panjang’. Walaupun 100 hari pertama selalu dinilai dengan cermatoleh publik dan media, banyak yang berpendapat bahwa pentingnya 100 hari seringkali berlebihan. 100 harimemang dapat menentukan arah dan memberikan pandangan awal, tetapi kebijakan dan keputusan yang dibuat dalam periode tersebut seringkali hanya memberikan hasil nyata setelah bertahun-tahun kemudian. Namun ekspektasi untuk melihat hasil nyata dalam 100 hari mungkin akan terus menjadi standar meskipun setiap Pemimpin memiliki tantangan unik masing-masing.

Lalu bagaimana dengan Sampang ?
Bupati dan wakil Bupati Sampang yang dilantik 20 Februari 2025 membawa visi Sampang hebat bermartabat Plus. Seperti diketahui H. Salmet Junaidi, menjabat Bupati untuk kedua kalinya. Dengan misi yang sama seperti periode pertama namun ditambah dengankata Plus. Penambahan plus ini bukan sekedar keberlanjutan 5 tahun kedepan, tetapi juga penguatandan perluasan khususnya peningkatan program yang sudah berjalan. Dengan mengangkat empat Misi yaitu:

Wakil Bupati Sampang pada acara Musrenbangkab2025 menyatakan ada 4 (empat) permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran Pembangunan daerah yakni : permasalahan kualitas SDM yang berkarakter dan berdaya saing, permasalahan daya saing ekonomi yang inklusi dan berkelanjutan, permasalahan tata Kelola dan pemerintahan dan permasalahan infrastruktur dan lingkungan hidup. Hal ini bisa dilihat antara lain: darimasih tingginya AKI, AKB dan stunting, masih rendahnya mutu Pendidikan, Tingkat kemiskinan masih tinggi, jumlah pasar yang sudah standar masih terbatas, belum optimalnya manajemen ASN, tata Kelola pemerintahan desa masih rendah, digitalisasi pelayanan public belum optimal, kualitas konektivitas antar wilayah dalam kabupaten masih rendah, infrastruktur perkotaan dan ketersedian RTH Publik yang masih kurang dan potensibencana dikabupaten sampang masih tinggi.
Pada beberapa permasalahan tersebut, pemerintahdaerah membuat skema 4 (empat) misi (catur satya) yaitu Sampang unggul dan harmonis, Sampang Mapan dan mandiri, Sampang Membangun dan Lestari, Sampang melayani dan inovatif. Dan dituangkan dalam RPJMD 2025 – 2030.
Dari beberapa skema tersebut ada beberapa prioritas yang bisa dilaksanakan dalam 100 hari kerja yakni antara lain : memberikan pelayanan Kesehatan gratis dan berkualitas, peningkatan insentif guru honorer dan guru ngaji, peningkatan puskesmas menjadi puskesmas plus dokter spesialis, BLT untuk buruh tani, anak yatim, fakir miskin dan kaum disabilitas, memberikan bantuan modal usaha bagi UMKM tanpa agunan, memberikan bantuan alat tangkap dan jaminan keselamatan kerja bagi nelayan, pemberdayaan pondok pesantren melalui Pendidikan dan pelatihan, digitalisasi MPP, perbaikan kinerja pengelolaan keuangan daerah, pengelolaan manajemen ASN, optimalisasi Kinerja BUMD dan peningkatan Sistem pemerintahan berbasis elektronik.
Merujuk Kembali pendapat Kennedy bahwa program 100 hari kerja kadang Masyarakat berekpektasi tinggi. Namun sebenarnya 100 hari merupakan awal dan melangkah selama 5 tahun kepemimpinan H. Slamet Junaidi dan H. Ahmad Mahfudz. Masih banyak prioritasyang bisa dilakukan selama periode kedua ini, sepertimembangun Rumah Sakit yang menjadi rujukan semadura dan Rumah Sakit Pendidikan, memberikan 1000 beasiswa (prestasi, hafiz dan kurang mampu), penyetaraan Pendidikan ponpes, menciptakan 1.860 pengusaha baru, satu desa satu mobil siaga, menjaminketersediaan pupuk dan bibit bersubsidi, peningkatankonektivitas wilayah, Pembangunan IPLT dan TPA, Pembangunan Embung dan peningkatan inovasi public.
Ditengah anggaran yang terbatas karena efisiensi yang mencapai 50%, Bupati pada apel Bersama seluruh ASN se kabupaten sampang, menegaskan ASN sampang harus memberikan pelayanan terbaik kepada Masyarakat, disiplin, Kerjasama antar OPD dengan menghilangkan ego sectoral, bersinergi dalam membangun sampang. Tuntutan itu harus dilaksanakan dengan baik karena Bupati menjamin hak-hak ASN.
Skema Catur Satya harus direpresentasikan dalam perilaku kinerja. Representasi Catur Satya perlu diinternalisasi, disimpan di dalam ingatan yang dapat mengarahkan seorang ASN untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi mengenai Catur Satya. Sehingga semua program kegiatan mengarah ke visi misi Kabupaten Sampang. Bupati Sampang sering mengingatkan bahwa program kegiatan yang bukan untuk Rakyat akan dicoret walaupun sudah dianggarkan. Artinya, perangkat daerah harus betul-betul dapat memaksimalkan anggaran yang ada dengan mengutamakan skala prioritas dan asas kebermanfaatan. Di masa seratus hari inilah, sinyal kearah sana harus dimunculkan.
Jadi meski bukan segala-galanya, masa seratus hari pertama tetap menjadi periode yang tidak boleh diabaikan dalam konteks membangun kepercayaan publik, menegaskan arah kebijakan, dan menanamkan fondasi awal pemerintahan. Bupati dan Wakil Bupati Sampang harus memanfaatkan masa tersebut untuk memperkenalkan berbagai program prioritas yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat dan memanaskan mesin aparatur daerah agar solid dan siaptancap gas bekerja hingga lima tahun ke depan, mendukung tercapainya visi misi pembangunan. Dengan begitu, visi Sampang Hebat Bermartabat Plus bukanlah sekadar di tataran konsep.