ALBERTO HENGGA Terlahir dari Keluarga Sederhana Hingga Membawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia

Moh Yusuf
101 Views
5 Min Read

sigap88news.com – Indonesia untuk pertama kalinya lolos ke Piala Dunia U-17 tanpa jalur tuan rumah. Di tengah kebahagiaan itu, terselip kisah inspiratif yang datang dari sang pencetak gol, Fadly Alberto. Demi sampai di titik ini, pemain berdarah Papua-Jawa itu harus melalui petualangan yang penuh kerikil. Perjalanan yang dimulai dari tidur di sebuah rumah sederhana yang berukuran kecil.

Alberto lahir di Papua, tepatnya di Kota Timika, pada 22 Juni 2008. Ia merupakan anak pertama dari pasangan John Clif Hengga, pria asal Timika, dan Piana, perempuan yang berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Selama berdomisili di Bojonegoro, Alberto bersama ibu dan satu adik perempuannya tinggal di sebuah rumah kecil. Saking kecilnya, daripada menyebutnya rumah, tempat tinggal Alberto lebih pas disebut gubuk. Bayangkan, ukurannya saja hanya 4×8 meter.

Bangunan itu dibangun dengan papan kayu, beralas tanah, dan atapnya menggunakan seng. Bangunan itu berdiri di atas lahan milik Perhutani. Dilihat dari depan, rumah Alberto tampak seperti warung kopi.

Karena tinggal di lahan milik Perhutani, keluarga Alberto mesti membayar sewa. Dan walau mengeluarkan ongkos sewa, masih harus bersiap andai digusur. Pemilik lahan bisa menggusur bangunan itu kapan saja.

Hidup melarat tak lantas melenyapkan impian, cita-cita, keinginan, hasrat setiap anak. Begitu pula Alberto. Hanya saja, ada anak yang punya privilese, sehingga mungkin tak perlu bekerja terlalu keras. Tapi Alberto jelas mesti bekerja berkali-kali lipat lebih keras. Asa dan tekad yang bulat wajib dimiliki, Dan itu yang menjadi bahan bakar dalam diri Alberto.

Bakat sepak bolanya terlihat saat masih berusia delapan tahun. Saat itu Alberto memang memiliki kecintaan pada sepak bola yang teramat dalam. Kecintaan yang pada waktunya nanti, menembus kemiskinan yang menjeratnya. Di usia delapan tahun, Alberto sudah bergabung ke SSB Sukorejo Putra.

Bukan SSB yang besar, namun sering mendulang berbagai prestasi. Tujuh tahun Fadly Alberto menimba ilmu dan pengetahuan sepak bola di SSB tersebut. Pada 2023 lalu, ketika Bhayangkara Presisi FC membuka seleksi masuk tim muda, pelatih Alberto mendorongnya ikut. Bocah berdarah Papua-Jawa ini diterima di Bhayangkara Presisi FC.

Alberto lalu mengalami perkembangan pesat di klub milik Kepolisian Republik Indonesia itu. Performanya yang bagus membawanya naik kelas dari tim B ke tim A. Soal ekonomi, Alberto memang kurang beruntung, tapi nasib baik dari segi karier berada di pundaknya. Belum genap setahun bergabung ke Bhayangkara Presisi FC, karier Alberto melesat ke tim nasional.

Ceritanya dimulai sebelum Piala AFF U-16, Nova Arianto yang memimpin sebagai pelatih. Coach Nova pun membuka seleksi untuk Timnas Indonesia U-16 yang akan mengikuti ASEAN U-16 Boys Championship alias Piala AFF U-16. Nah, Alberto mengikuti seleksi itu. Sang pemain lolos seleksi tahap pertama dan ikut rombongan Timnas Indonesia U-16 pemusatan latihan di Yogyakarta.

Di situ Nova menyeleksi lagi untuk menentukan pemain yang layak dibawa ke Piala AFF U-16. Kemujuran masih berhembus pada Fadly Alberto. Ia masuk ke Timnas U-16 yang mengikuti Piala AFF U-16 2024 lalu, yang digelar di Indonesia.

Di turnamen tersebut, Alberto membuktikan keputusan Nova memilihnya tidak keliru. Bocah kelahiran Timika itu turut menjebol gawang Singapura dalam kemenangan 3-0 di laga pertama.

Penampilan apik itu membuatnya jadi salah satu andalan Nova Arianto. Tapi sayang, di turnamen itu, Indonesia gagal ke final. Langkah pasukan Nova Arianto dijegal Australia di empat besar. Kabar baiknya, Indonesia masih bisa juara ketiga setelah menumpas Vietnam lima gol tanpa balas.

Beberapa hari setelah Piala AFF U-16, Fadly Alberto kedatangan tamu. Sebuah kabar bahagia. CEO perusahaan makanan dan suplemen kesehatan, PT Realfood Winta Asia, Lusianto Handoko menghadiahi Alberto satu unit rumah.

Penyerahan hadiah rumah itu dilakukan secara simbolis pada Juli 2024 lalu. Tentu saja Fadly Alberto hanya bisa mencurahkan air mata kebahagiaan. Pemuda Bojonegoro ini juga tak henti-hentinya mengucap syukur. Mendapat hadiah rumah berarti satu keinginannya terkabul. Saat tinggal di gubuk reyot, Alberto ingin memberikan rumah untuk ibundanya. Fadly Alberto dan keluarganya tak lagi tinggal di gubuk di atas lahan milik Perhutani.

hikmah di balik gagalnya Alberto dan kawan-kawan ke final Piala AFF U-16 tahun lalu. Ya, ternyata Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang besar bagi Timnas Indonesia U-17. Sesuatu yang besar itu adalah tiket ke Piala Dunia U-17 lewat jalur Piala Asia, bukan tuan rumah seperti Qatar.

Demikianlah kisah Fadly Alberto. Semoga kisah Alberto bisa menginspirasi anak muda Indonesia untuk tidak menyerah pada keadaan. Hanya doa dan harapan, semangat pantang menyerah. Punya Timnas yang jago yang mungkin bisa membantu kita bertahan di kondisi negara yang carut-marut.
Sukses selalu Alberto telah mengharumkan Kab. Bojonegoro GOD BLESS YOU.(Tris)

TAGGED:
Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *