Bojonegoro, sigap88news.com – Ketidakstabilan harga hasil tani menjadi salah satu masalah bagi petani di Kabupaten Bojonegoro. Menyikapi hal tersebut, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah membuat langkah konkret untuk memperkuat penghubungan para petani lokal dengan para pengepul (offtaker).

Tantangan yang dihadapi saat ini, ketika harga gabah kering panen (GKP) di Kecamatan Trucuk turun dari Rp 6.500 menjadi Rp 6.000 per kilogram pada Januari 2025. Juga harga jagung pipilan kering per kilogram di Kecamatan Dander sempat menyentuh Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 6.000 per kilogram pada April 2024. Selain itu, petani di Kecamatan Dander juga pernah resah akibat kelangkaan bibit dan pupuk. Kondisi ini diperparah dengan kehadiran tengkulak dan spekulan yang dapat membeli produk pertanian dengan harga di bawah harga pokok penjualan (HPP).
Oleh karena itu, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah membuat langkah konkret dengan berkolaborasi bersama PT ID Food dan PT Great Giant Foods (GGF) untuk memfasilitasi kontrak pembelian langsung dari petani. Kerja sama ini menciptakan saluran distribusi hasil tani yang lebih efisien dan mempermudah petani dalam proses penjualan.

PT GGF telah menyatakan komitmennya untuk membantu menjaga kestabilan penjualan pascapanen di Bojonegoro. “Kita mulai berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Great Giant Foods, untuk mengembangkan kebun pisang Cavendish. Dengan program ini, para petani dapat mengakses bibit-bibit unggul, pelatihan, pendampingan, hingga perluasan akses pasar,” tutur Bupati Wahono.
PT GGF sedang melakukan persiapan untuk mengembangkan perkebunan pisang Cavendish dengan luas hingga 10 hektar di Bojonegoro untuk dikelola bersama dengan para petani lokal. Perusahaan tersebut juga siap memberikan para petani bibit-bibit tanaman unggul yang dapat ditanam di lahan mereka masing-masing. Nantinya, produk-produk hasil tani ini akan langsung dibeli oleh PT GGF, sehingga harapannya, tidak perlu lagi ada kekhawatiran masyarakat terkait proses penjualan pascapanen.
Sementara bersama PT ID Food, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro juga akan menyelenggarakan program Pasar Murah Bahan Pokok Pangan di beberapa titik. Tujuannya agar warga mendapat akses bahan pangan mudah dan terjangkau. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut juga menyampaikan ketertarikannya untuk mengakuisisi produsen minyak lokal di Bojonegoro sebagai penyuplai bahan baku produk minyak goreng “MinyaKita” miliknya, serta melakukan pendampingan pemberdayaan petani lokal lewat beragam penyuluhan dan pelatihan.
Dengan upaya konkret ini, diharapkan petani Bojonegoro dapat menikmati kestabilan harga pasar dan alur distribusi hasil tani yang lebih menguntungkan. “Melalui inisiatif ini, kami harap hasil panen petani dapat difasilitasi dengan harga yang kompetitif dan lebih menguntungkan,” pungkas Bupati Wahono.(Tris)