Banten, Sigap88news.com – Masyarakat Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, mendesak Kepala Desa (Kades) Cisangu untuk melayangkan Surat Rapat Dengar Pendapat (RDP) ke Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak terkait persoalan lahan pesawahan petani yang dilanda banjir berkepanjangan.
![](https://www.sigap88news.com/wp-content/uploads/2024/01/9065b3ec-f978-4950-ac9a-c045bf7649bf-scaled.jpeg)
Udong, salah satu tokoh masyarakat menyebutkan, masyarakat Desa Cisangu yang mayoritas petani kini mempunyai masalah banjir yang menggenangi lahan pesawahan milik mereka.
“Masyarakat mendesak kepada Kepala Desa Cisangu untuk mencari solusi penuntasan banjir di pesawahan petani, karena para petani sudah bosan dengan adanya banjir dampak dari Proyek pembangunan jalan tol Serang – Panimbang. Sehingga kami para petani selalu gagal panen jika musim penghujan tiba,” ujar Ustadz Udong kepada awak media saat dimintai keterangan, Jum’at (07/02/2025).
![](https://www.sigap88news.com/wp-content/uploads/2024/01/346ff1e0-0594-46a3-ae18-2272e2d2be07.jpeg)
Karena desakan dari masyarakat, Doli, Kades Cisangu mengeluarkan surat Nomor 474/043/DS.2006/ll/2025 untuk dikirimkan kepada Ketua DPRD Kabupaten Lebak.
“Surat Perihal Permohonan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT WIKA selaku PT yang membangun Tol Serang – Panimbang. Surat ini isinya berupa pengaduan kepada Ketua DPRD Kabupaten Lebak terkait banjir yang ada di Desa Cisangu,” terangnya.
Akibat pembangunan jalan tol Serang – Panimbang tadi, sambungnya, masyarakat Desa Cisangu meminta pertanggungjawaban dari PT. WIKA.
“Supaya ada solusi dan tindakan yang nyata dari pihak terkait, kami meminta kepada Ketua DPRD agar memenuhi permintaan masyarakat Desa Cisangu. Kami hanya inginkan hasil pertanian di Desa Cisangu meningkat. Di sini kami meminta Wakil Rakyat harus bersikap tegas untuk bisa mengatasi persoalan banjir ini,” pintanya.
Menurut Doli hal tersebut sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, H. Prabowo Subianto, tentang ketahanan pangan melalui swasembada pangan dari sektor pertanian.
“Bagaimana mau memenuhi arahan Presiden terkait ketahanan pangan kalau lahannya saja dihantam Banjir terus,” pungkasnya.
Jamak, salah seorang warga membenarkan jika persawahan petani sudah bertahun-tahun mengalami kebanjiran namun tidak ada solusi untuk penanganannya.
“Karena persoalan banjir ini yang mengakibatkan para petani gagal panen. Jika permohonan kami tidak dipenuhi untuk beraudensi dalam RDP, maka kami siap melakukan Aksi Unjuk Rasa ke Kantor PT WIKA untuk meminta bertanggungjawab atas banjir selama ini yang membuat resah masyarakat Cisangu,” tegas Jamak. (AR_red)