Banten, Sigap88news.com – Pekuburan warga dan sebagian Kampung Genduleun, Desa Sukatani, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak terendam banjir akibat hujan yang mengguyur, sementara di lingkungan itu tidak terdapat saluran pembuangan air (drainase).
Hampir seluruh kuburan yang ada di sana tenggelam dalam kubangan banjir dengan ketinggian hampir mencapai 1 meter. Rumah penduduk yang lokasinya di pinggir jalan nasional III itu pun tak luput dimasuki air banjir, karena tidak memiliki saluran pembuangan.
Pada saat Kapolsek Wanasalam AKP Subara, SIP yang baru ditugaskan di wilayah hukum itu melakukan bakti sosial yakni membagikan paket sembako kepada warga yang berhak menerima, ia mendapat pengaduan dari warga terkait hal itu. Dengan sigap Subara merespon cepat serta mendadak mengadakan musyawarah dengan beberapa tokoh masyarakat dan salah satu ormas untuk mencari jalan pemecahan.
Alhasil, Kapolsek Wanasalam AKP Subara meminta bantuan pada perusahaan yang sedang dibangun di sana yang dituding oleh warga ikut andil terjadinya genangan banjir.
“Alhamdulillah pihak perusahaan menanggapi keluhan dan kondisi yang sedang dihadapi masyarakat, alat berat untuk mengeruk saluran air langsung dikirim dan sudah mulai dilakukan pengerukan tanah untuk membuat aliran air,” kata Kapolsek Wanasalam, AKP Subara, Rabu (29/01/2025).
Disamping itu AKP Subara meminta agar masyarakat menjaga kondusifitas di wilayah hukumnya dengan cara menjalin komunikasi dengan baik dan memberikan informasi yang diperlukan serta saling membantu kesulitan-kesulitan bersama.
“Sekecil apapun informasi dari masyarakat sangat berarti bagi terciptanya kondusifitas, jangan sampai dibiarkan menjadi liar yang berakibat dapat meresahkan maupun terganggunya stabilitas masyarakat,” ujarnya.
Terpisah, tokoh masyarakat Wanasalam H Agus Supriatna mengapresiasi kesigapan Kapolsek dalam menangani keluhan warga tersebut. Ia juga menduga terjadinya banjir hingga merendam kuburan ini ada dampak dari bangunan perusahaan yang sedang didirikan.
“Dari dulu juga di lokasi itu sering banjir, namun untuk sekarang lebih parah karena air yang biasa mengalir terhambat setelah berdirinya bangunan perusahaan. Makanya masyarakat juga harus bersama-sama memperbaiki lingkungan dan mengikhlaskan tanahnya jika ada yang digunakan untuk mengalirkan air,” ucapnya. (AR)