Banten, Sigap88news.com – Sering terjadinya banjir di sekitaran RSUD Cilograng dikala musim penghujan menjadi sorotan aktivis dan tokoh masyarakat.

Proyek yang bernilai ratusan milyar tersebut sejak awal pembangunan tak lepas dari pemberitaan media masa, lantaran dianggap banyak mengundang persoalan. Yang masih anyar adalah ambrolnya TPT dan kejadian banjir yang terus berulang disaat hujan deras datang, hingga mengancam keselamatan pengguna jalan nasional III.
Didin Kaka, Aktivis di selatan Kabupaten Lebak mengatakan, kejadian banjir yang terus berulang di RSUD Cilograng akibat salah dari awal.

“Pertama lokasi yang kurang tepat, itu kan daerah bebatuan dan lokasi tersebut di bawahnya terdapat rongga atau goa, ini jelas kesalahan tim tehnis dalam melakukan perencanaan, ditambah lagi yang kami ketahui dari desain awal RAB perencanaan dengan lokasi pembangunan tidak mecing, terlalu terburu-buru sehingga mengakibatkan banyak hal yang terjadi baik disaat pembangunan maupun setelah selesai,” kata Didin, Rabu (13/11/2024).
“Kami menduga saat pembangunan yang dilakukan PT PP Urban banyak sekali masalah terkait spek pekerjaan seperti yang ramai diberitakan pada saat pembanguan, lemahnya pengawasan yang dilakukan pihak PT Pajar Konsultan. Saat pembangunan terlihat jelas dari kualitas hasil yang didapat, kita bisa lihat di pemberitaan, sudah bangunan retak-retak, bocor, TPT beberapa kali ambrol termasuk hasil temuan BPK yang mengatakan bahwa adanya kualitas matrial bangunan yang kurang berkualitas (pemakaian barang murah) seperti semen,” bebernya.
Dikatakan Didin, ini perlu mendapat perhatian kita semua. “Kami kemarin melakukan investigasi ke lapangan dan melihat penyebab banjir yang terus berulang. Saya lihat kontruksi pintu masuk saluran airnya sangat sempit sekali sehingga air yang cukup besar tidak bisa lepas mengalir, pembuatan jalan tersebut dilakukan jaman PT PP urban,” lanjutnya.
“APH jangan diam saja, RSUD Cilograng ini adalah pasilitas umum yang sangat dinanti warga agar segera dioperasikan dan bisa dimanfaatkan warga Lebak selatan. Kami juga akan mengawal laporan dari MPP terkait dugaan korupsi pembanguan RSUD Cilograng di Polda Banten, terlapornya perencana (Dinkes) dan pelaksana PT PP urban, sudah setahun lebih mandek, padahal kejadian di RSUD terlihat sekali banyak masalahnya,” pungkas Didin.
Sementara itu Aa Erwin Komara Sukma tokoh Lebak selatan yang juga mantan DPRD Lebak sangat menyayangkan lambannya penanganan laporan pihak MPP di Polda Banten. “Apa APH tidak bisa melihat begitu banyak kejadian dari retaknya bangunan, ambrolnya TPT dan banjir di pintu masuk RSUD Cilograng? harusnya menjadi dasar untuk gerak cepat bukan dibikin lambat,” katanya.
“Aa berharap laksanakan tupoksinya bagi institusi negara jangan sampai masyarakat kecewa karena penegakan hukum oleh APH terkesan pilih pilih. Jangan dibuat masyarakat hilang kepercayaan kepada APH ketika laporan masyarakat tidak ada kejelasan dalam penanganannya,” tegas Aa Erwin. (AR_red)