Banten, Sigap88news.com – Sejak 2 (dua) bulan terakhir produksi nelayan hasil tangkapan ikan di daerah pesisir Kabupaten Lebak, Banten mencapai Rp 30 miliar dari nilai transaksi pelelangan ikan.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Rizal Ardiansyah di Lebak, Rabu (23/10/2024).
“Kami meyakini tangkapan ikan Rp 30 miliar itu dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan,” kata Rizal Ardiansyah.
Menurutnya, selama ini tangkapan nelayan pada Agustus – September 2024 relatif baik, karena adanya peralihan dari musim selatan ke musim barat cenderung angin tidak kencang.
Bahkan, transaksi pelelangan ikan sejak dua bulan terakhir itu dapat menghasilkan produksi 1000 ton dengan harga rata-rata Rp 30.000 per kilogram, sehingga mendapatkan penghasilan ekonomi Rp 30 miliar.
“Kami meyakini pendapatan nelayan sebesar itu dengan 900 rumah tangga perikanan (RTP) rata-rata Rp 7-9 juta/bulan,” ujarnya.
Rizal menuturkan, produksi tangkapan nelayan dalam kondisi cuaca baik dan normal bisa menghasilkan pendapatan rata-rata 500 ton per bulan.
Saat ini, nelayan pesisir selatan Lebak terlihat sibuk melaut pada dini hari dan pulang ke pesisir pagi hari untuk perahu kincang dengan bobot kapasitas 5 GT. Sedangkan, nelayan perahu diatas 10 GT bisa tiga sampai empat hari melaut.
Selama dua bulan terakhir ini, lanjut Rizal, cuaca Perairan Selatan Banten atau Samudera Hindia, Selat Sunda bagian selatan relatif normal.
Saat ini, hampir setiap hari nelayan melaut dan produksi tangkapan relatif lumayan dibandingkan sebelumnya akibat cuaca buruk.
Selain itu juga Pemerintah Kabupaten Lebak tahun 2024 memberikan bantuan 8 unit kapal, termasuk alat tangkap kepada nelayan.
Disamping itu, pihaknya juga mengaku melakukan kegiatan sosialisasi peraturan legalitas penangkapan ikan dan bimbingan teknis serta sertifikasi kecakapan nelayan.
Bahkan, pihaknya memfasilitasi agar seluruh nelayan bisa menjadi anggota peserta BPJS Ketenagakerjaan supaya terlindungi jika mengalami kecelakaan, dengan membayar iuran wajib asuransi Rp 16 ribu per orang sehingga bisa mendapatkan bantuan Rp 40 juta.
“Kami minta semua nelayan bisa menjadi peserta asuransi BPJS ketenagakerjaan untuk meringankan beban ekonomi keluarga jika terjadi kecelakaan,” terangnya.
Ia menyebutkan, populasi tangkapan ikan di perairan selatan Banten atau Samudera Hindia terdiri dari ikan tenggiri, tongkol, tuna, kakap, cumi-cumi, cakalang, dan layur. Saat ini, harga lelang ikan tuna, cakalang, dan layur dan lainnya relatif normal.
“Kami minta nelayan jika tangkapan ikan andalan itu melimpah, maka menyisihkan keuntungan untuk bekal hidup keluarga saat tidak melaut akibat cuaca buruk, sehingga tidak terjerat utang,” harap Rizal.
Sementara itu, Sanukri (50) seorang nelayan TPI Binuangeun, Kabupaten Lebak, mengaku selama ini tangkapan ikan relatif normal dan bisa membawa uang Rp 400 ribu per hari karena cuaca normal.
“Kami berprofesi nelayan sudah 20 tahun dan bisa menghidupi tiga anak dan isteri, bahkan semua anaknya lulus pendidikan SLTA,” katanya. (AR_red)
