Oleh : Imam Sanusi, M.Pd.
Lirik lagu “… disini senang, disana senang …“yang selalu dinanyikan adik-adik Pramuka saatPerkemahan, sangat cocok menggambarkanbagi-bagi jabatan yang dilakukan Prabowo –Gibran. Dengan tujuan merangkul semua kawanpolitik dan lawan politik, Prabowo – Gibran akanmerubah jumlah Kementerian dari 34 menjadi 49 Kementerian. Masing-masing Kementerian akanmempunyai Wakil Menteri, tetapi pada beberapaKementerian akan mempunyai Wakil Menteri lebihdari satu.
Pemikiran semua dapat dan semua senang,menjadi dasar pembentukan Kabinet GemoyPrabowo – Gibran 2024 – 2029. Semua Parpolserta organisasi pengusung dan pendukung akanmendapatkan jatah kursi sesuai dengan perandan kadar dukungan pada Pilpres 2024. Denganbagi-bagi jabatan kepada semua Parpol sertaorganisasi pengusung dan pendukung, diharapkan tidak ada rasa iri antar Parpol danorganisasi pengusung dan pendukung Prabowo – Gibran.
Bila dilihat dari calon anggota kabinet yang mengikuti audisi, Parpol yang mempunyaikontribusi besar, mendapat jatah kursi lebihbanyak dibandingkan dengan Parpol yang mempunyai kontribusi kecil. Konsep pemerataanjatah kursi atas dasar kontribusi pada Pilpres2024, nampak telah dapat diterima oleh Parpolserta organisasi pengusung dan pendukung, sehingga sampai hari ini tidak terdengar isu tarikulur jatah kursi.
Dilihat dari latar belakangnya, 100 orang calon anggota Kabinet Gemoy sangat bervariasi. Ada yang berlatar belakang politisi, profesional, pengurus organisasi, dan artis. Dengan anggotaKabinet Gemoy sebanyak 100 orang dan latarbelakang yang bervariasi, sangat diperlukanpembekalan untuk membangun Super Tim yang kompak. Sebagai Konduktor Okestra tidak mudahbagi Prabowo mensinergikan 49 Kementeriandengan kompetensi, pengalaman dan motivasiyang berbeda.
Dibalik apresiasi terhadap usaha luar biasauntuk membangun sinergi antar Kementerian danLembaga yang akan dibentuk, terbesit keraguanketegasan Prabowo yang berlatar belakang militer?. Publik berharap walau Prabowo diendorcementPresiden Jokowi, Prabowo sebagai Prrsidenterpilih dapat berdiri tegak dalam menentukancalon anggota Kabinet.
Ketika Prabowo sebagai Presiden terpilihmenyatakan akan membangun Kabinet Zaken, secercah harapan perbaikan muncul. Namunmelihat wajah-wajah calon anggota Kabinet yang dipanggil ke Kertanegara 4, harapan perbaikanmulai sirna. Kesan bagi-bagi kue atas dasar balasjasa mengemuka. Penambahan jumlahKementerian dari 34 menjadi 49 terasa hanyamenyediakan kue sebanyak mungkin agar semuadapat dan semua senang.
Penambahan jumlah Kementerian akanmengakibatkan anggaran untuk gaji danoperasional kantor di APBN membengkak. Kemendikbudristek yang semula merupakan satukementerian, dipecah menjadi empat ; yakni : a) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, b) Kementerian Pendidikan Tinggi, c) KementerianKebudayaan dan d) Kementerian Riset.
Kemendikbudristek ketika masih menjadisatu Kementerian hanya memerlukan satu kantorKementerian, satu mobil dinas Menteri, satu sopirmobil dinas Menteri, satu Sekretaris JenderalKementerian dan satu Inspektorat JenderalKementerian. Dengan dipecah menjadi empatKementerian akan memerlukan empat Kantor Kementerian, empat mobil dinas Menteri, empatsopir mobil dinas Menteri, empat SekretarisJenderal Kementerian dan empat InspektoratJenderal Kementerian.
Demikian juga jumlah Dirjen/Deputi danDirektur serta jajaran dibawahnya akanbertambah. Penambahan organisasi danpengembangan struktur organisasi Kementerianhanya menguntungkan Parpol dan organisasipengusung dan pendukung. Parpol sertaorganisasi pengusung dan pendukung senangkarena ada peluang kader atau anggota terpilihmenjadi anggota kabinet, tetapi belum tentu adaperbaikan untuk kepentingan publik. Denganmemperhatikan jumlah kementerian yang akandibentuk pada Pemerintahan Prabowo – Gibran, jargon “miskin struktur kaya fungsi” yang seringdidengungkan oleh Kemenpan RB danKemendagri perlu dirubah menjadi “kaya strukturkaya fungsi”.
