Lebak Selatan Kehilangan Tokoh Ulama Cendekia Pengayom Masyarakat

Editor
216 Views
3 Min Read

Banten, Sigap88news88.com – Banten selatan kehilangan seorang tokoh ulama cendekia, KH Ading Subarna, Lc. Ia wafat dalam usia 73 tahun pada Jum’at malam (13/09/2024) sekira pukul 23.46, dalam perawatan medis RSUD Malingping.

Almarhum meninggalkan seorang istri dan 7 orang putra-putri.

Almarhum dishalatkan di mesjid dekat rumahnya, Kampung Cempaka Sari, Desa Sukaraja, Kecamatan Malingping, Lebak, dan dimakamkan di Kramat Malingping sekira Pukul 09.45 WIB.

“Sebelum meninggal almarhum sempat dibawa ke rumah sakit Malingping sejak hari Rabu pagi sekitar Pukul 03.00, saat itu mengalami shock muntah-muntah, setelah dirawat awalnya sempat membaik, lalu pada Jum’at sore kritis lagi. Dan pada Pukul 23.46 meninggal dunia,” kata ustadz Oji Fahruroji yang juga murid almarhum.

Sosok pendidik ini juga sebagai tokoh ulama sekaligus da’i yang dikenal berani, lantang dalam menyuarakan kritik sosial dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

“Beliau sosok yang tekun dan pemberani. Kadang yang dipikirkannya tentang pembinaan umat. Ia selalu berani berkorban untuk umat. Dalam berdakwah almarhum selalu bersuara lantang terutama pada kritik sosial. Apa yang dilakukannya tak lain untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar,” ujarnya.

Menurut Ahmad Ruyani, mendiang KH Ading Subarna bin Abdul Latif ini dikenal orang yang tekun, terutama dalam mengembangkan pendidikan keagamaan. Hal itu dilakukannya jika ada jadwal libur mondok di Ponpes Darrusalam Gontor, Ponorogo Jawa Timur.

“Dia juga orangnya konsisten. Saya melihat Pa Haji Ading ini hidupnya murni dibaktikan untuk pendidikan Islam. Seluruh hidupnya dicurahkan untuk membesarkan Mathla’ul Anwar (MA). Jadi MA telah kehilangan beliau. Termasuk Lebak selatan telah kehilangan beliau. Semoga almarhum husnul khatimah, Aamiin,” tutur Ahmad Ruyani, teman baik almarhum.

Dalam perjalanan hidup almarhum di Malingping, paska rampung mondok dari Gontor, mendiang sempat melanjutkan pendidikan di jurusan Adab pada University of Madinah, Kerajaan Saudi Arabia sampai lulus pada 1982 dengan meraih gelar Licentiate (Lc).

Sepulang dari menimba ilmu di Timur Tengah tersebut, almarhum memilih konsentrasi mengabdikan diri di Cikeusik Malingping untuk membesarkan wadah MA.

Wadah MA itu disiarkannya di wilayah Kabupaten Lebak hingga akhir hayatnya. Termasuk mengembangkan sayap Universitas Mathla’ul Anwar (Unma) Banten.

Untuk diketahui, kiprah mendiang dalam membina dan mengembangkan sistem pendidikan Islam sangat spektakuler, yakni dengan konsep Boarding School di Ponpes yang dibinanya Raudlatul Jannah, itu diperuntukan para siswa-siswi Mathla’ul Anwar yang berlokasi di Kampung Cempaka Sari Desa Sukaraja Kecamatan Malingping.

Selain memajukan dunia pendidikan berbasis Islam, semasih hidupnya almarhum juga sering membantu masyarakat dalam penyelesaian konflik sosial, baik antar individu, individu dengan kelompok masyarakat, maupun antar kelompok masyarakat secara luas. Tak jarang beliau menjadi penengah dalam mencarikan solusi tentang sosial kemasyarakatan bersama aparat pemerintah.

Lebih dari itu, almarhum tokoh cendekia tersebut juga merupakan salah seorang penasehat dalam wadah perjuangan pemekaran wilayah Kabupaten Malingping (Komite Pembentukan Kabupaten Malingping, sebelum Provinsi Banten terbentuk). Ia tak kenal lelah selalu memberikan motivasi bahkan ikut terjun langsung serta berkorban bersama dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. (AR)

TAGGED: ,
Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *