NU Dulu dan NU Sekarang

Editor
952 Views
5 Min Read

Oleh Moh. Hayyi, M.MPd.

1. Kepala MIN Sampang;
2. Sekretaris PC. IPNU 2005-2007;
2. Sekretaris PC LP Ma’arif PCNU Sampang, 2013-2018;
3. Anggota SC Konfercab NU Sampang 2024;
4. Alumni PP RUA Pramian Sreseh.;
5. Guru Teladan Nasional Kemenag 2017 juara 1.

 

Dalam setiap konferensi atau muktamar NU seringkali hanya dimaknai pemilihan Rois dan Ketua baru untuk periode mendatang. Bahwa ada pemilihan Rois dan Ketua baru memang iya. Tetapi menyempitkan makna hanya pada pemilihan Rois dan Ketua itu adalah sebuah kesalahan. Ada banyak agenda lain dalam konferensi yang harus dipahami. Dalam arena itu ada sidang – sidang komisi, termasuk di dalamnya sidang komisi Bahtsul Masail untuk memecahkan masalah syar’i kontemporer. Sidang – sidang komisi lain yang penting adalah rumusan program mendatang yang harus dilaksanakan pengurus terpilih. Inilah frame pengurus terpilih dalam menjalankan roda organisasi.

Maka setiap pengurus terpilih, baik di tingkat pusat sampai ranting harus menjalankan organisasi selama 5 tahun sesuai keputusan sidang – sidang komisi di arena konferensi / muktamar. Jika pengurus terpilih keluar dari frame yang sudah ditetapkan, maka pengurus dapat diberhentikan atas usul struktur di bawahnya melalui konferensi / muktamar luar biasa. Dengan ini, ungkapan “NU dulu dan NU sekarang berbeda” adalah FITNAH yang teramat kejam. Ruh Jihad NU dulu dan NU sekarang tetap sama, yaitu dalam bingkai falsafah “Mabadi Khoiru Ummah” yang berisi al-tawazun (selarasdan seimbang), al-tawasuth (moderat), al-tasamuh (toleran), i’tidal (menjunjung tinggi prinsip keadilan). Dalam melaksanakan falsafah “Mabadi Khoiru Ummah” NU menolak sikap-sikap tathowwur (teledor dalam perhitungan), al-jubn (penakut), takabbur wa tadollul (sombong dan terlalu merendah), al-bukhl wa isrof (bakhil dan boros).

Kembali pada soal konferensi, hari ini, 23 Dzulqa’dah 1439 H. yang bertepatan dengan tanggal 5 Agustus 2018, NU Sampang sedang menggelar hajatan besar 5 tahunan, yaitu konfercab NU yg diletakkan di PP Darul Ulum, Gersempal Omben. Masih saja, perbincangan yg menjadi sangat diminati adalah siapa calon Ketua Tanfidznya. Pertanggungjawaban pengurus, materi sidang – sidang komisi, dan bahtsul masail seakan menjadi “bumbu” yg tidak begitu sedap. Padahal sebelum menentukan Calon Ketua, para peserta terlebih dahulu melaksanakan sidang komisi untuk mendesain NU 5 tahun ke depan. Setelah itu harusnya memilih dan menentukan siapa yg paling layak melaksanakan amanah ini.

Tetapi, kami berharap semoga para peserta Konferensi peka dengan memilih para kandidat KetuaTanfudzyg sudah mencuat meski belum tentu kandidat yang diusulkan bersedia menerima amanah ini. Ada banyak nama yg mulai digadang2 untuk dipilih. Beberapa nama itu antara lain, KH. Fahrur Rozi Farouq, pengasuh PP. Darus Syahid. Beliau dipandang mampu memajukan NU Sampang.

Nama lainnya adalah KH. Itqon Busyiri, pengasuh PP As-Sirojiyah Kajuk. Beliau sebetul “pendatang baru” di NU sampang. Menggantikan almarhum Kakaknya, KH. Sholahurrobbani. Meski “pendatang baru”, ghirahnya untuk memajukan NU Sampang sangat terasa oleh MWC dan Ranting NU.

KH. Mubassyir Mahfudz, pengasuh PP Darul Faizin Barisan Indah juga masih sangat kuat untuk terpilih. Kiprahnya di NU tidak diragukan lagi. Melakukan proses dari bawah semenjak menjadi Ketua IPNU sampang.

Nama lain yang juga mencuat adalah KH. Aunurrofiq Mansur, pengasuh PP As-Saidiyah. Sosok kiai kharismatik ini dipandang ‘bertangan dingin’ dan sangat diharap oleh beberapa kiai menjadi nahkoda NU Sampang.

Dari Prajjan Camplong muncul nama KH. Faidhol Mubarok. Kiai Muda yang sering menggunakan tagline Kiai Kampung dalam postingannya ini mempunyai posisi penting di NU Sampang. Adalah wakil syuriyah dan Ketua LTMNU. Periode sebelumnya adalah Direktur Aswaja NU Center.

Nama lain juga sempat muncul. Yaitu Kiai Mahrus Zamroni, Pengasuh PP sabilunnajah Gulbung. Sepak terjangnya di NU tidak bisa diragukan. Mengawali sebagai Ketua PC IPNU Sampang sampai saat inu dipercaya sebagai Sekretaris Tanfidz NU Sampang.

Tetapi ini NU. Munculnya atau dimunculkannya beberapa kandidat tidaklah kemuadian suasana menjadi panas. Para kiai yang hadir di arena Konferensi datang untuk memilih yang terbaik dengan memaksimalkan upaya – upaya musyawarah li maslahatil ummah yg dikenal dengan “Wa Amruhum Syuro Bainahum”.

Siapapun yang dipilih dan terpilih akan tetap berkhidmat untuk NU sepenuh hati. Dan sekali lagi, NU yang dulu dan NU sekarang tetap sama. Berdiri dan berjuang untuk kemaslahatan ummat.

Selamat Konfercab NU Sampang.
Jayalah selalu…

TAGGED: , ,
Share This Article