Surabaya – Proyek pengerjaan saluran air yang digarap oleh rekanan pemerintah Kota Surabaya kembali menuai protes warga. Kali ini komplain masyarakat itu terjadi di wilayah RW 03 Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut.
Menurut penuturan warga setempat, pihak kontraktor yang mengeksekusi proyek saluran air bermodelkan box culvert tidak jelas dari badan hukum mana.
“Tidak ada papan proyeknya di lokasi. Ini dari PT atau CV mana yang garap. Kami enggak tau,” keluh salah seorang tokoh masyarakat kala dijumpai media ini Kamis (2/11) pagi.
Tak hanya itu, warga lain mengaku pihak pemenang tender yang mengerjakan proyek itu terkesan asal-asalan. Misalnya saja harusnya elevasi atau kerataan antara saluran air dengan badan jalan semestinya sama rata untuk memastikan keselamatan warga yang melintas. Namun pada proyek ini masih dijumpai median jalan yang lebih rendah dari saluran air.
“Apalagi ini jalan kampung yang sempit kalau enggak rata bisa ada warga yang jatuh nanti,” jelasnya.
Sejumlah tokoh masyarakat setempat yang peduli dengan pengerjaan proyek itu sempat memberikan masukan kepada pekerja dan mandor proyek. Namun tak satupun saran itu diatensi oleh pihak pemenang tender.
“Misalnya saja galian itu kan sebelum dipasang box culvert harus diratakan dulu sampai benar-benar padat kemudian baru dipasang. Nah ini masukan kami tidak diperhatian, begitu digali langsung masuk (box culvert). Ini bisa ambles nanti,” gerutunya.
Sementara itu pengamatan media ini di lokasi, tak didapati adanya plang papan proyek. Seharusnya proyek yang sumber dananya dibiayai oleh APBN atau APBD maka wajib hukumnya untuk memasang plang tersebut.
Plang tersebut wajib dipasang sejak awal sampai akhir sebuah proyek yang dilaksanakan dan dibiayai negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tender, hingga pelaksanaan proyek semuanya harus transparan.
Ketika media ini mencoba mengonfirmasi pemenang proyek tak ada satupun statement terlontar baik dari pekerja maupun sejumlah orang yang tampak menjadi mandornya.
“Saya enggak tau mas, saya hanya pekerja di sini,” ujar salah seorang pekerja. (Sukir)