Penulis : Imam Sanusi, M.Pd.
Sungguh ramai nian Pilpres 2024, setelah kita sering disuguhi dagelan politik perebutan Bacawsapres, kini para politisi sedang mempertontonkan rebutan Tim Pemanangan Nasional (TPN). Khofifah IP, Ridwan Kamil, Sandiaga SU, KH. Said AS yang sebelum ini saling diperebutkan untuk menjadi Bacawapres Ganjar atau Prabowo kini menjadi rebutan untuk menjadi TPN. Khofifah IP yang masih menjabat Gubernur Jawa Timur dan kebetulan menjadi Ketua Umum Muslimat NU ditarik-tarik untuk menjadi TPN karena dianggap mampu menarik dukungan dari kalangan Nahdliyin dan Muslimat NU.
Khofifah IP nampaknya galau, apakah mau tetap berkontestasi sebagai Gubernur Jawa Timur atau kembali sebagai Menetri ke Jakarta sebagai hadiah jika sukses sebagai TPN. Secara elektabilitas Khofifah IP masih yang tertinggi untuk menjadi Gubernur Jawa Timur 2025-2029, tetapi karena Khofifah IP bukan Ketua Umum Parpol dan bukan pengurus Parpol, maka nasibnya masih akan tergantung pada Parpol. Posisi Khofifah IP sebagai Ketua Umum Muslimat NU tidak menjamin PKB atau PPP akan mendukung pencalonannya sebagai Bacagub Jawa Timur2025-2029.
Demikian pula dengan Ridwan Kamil, sebagai mantan Gubernur Jawa Barat dianggap akan dapat menarik simpati rakyat Jawa Barat, sehingga Ridwan Kamil yang masih tercatat sebagai kader dan pengurus Golkar menjadi rebutan antara pasangan Ganjar-Mahfud dan Prabowo Gibran. Sedangkan KH. Said AS yang mantan Ketua Umum PBNU sedang diperebutkan antara Anes-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Dalam TPN paslon peserta Pilpres 2024 selain rebutan mantan Gubernur dan tokoh NU, juga terjadi rebutan para purnawirawan TNI/Polri.
Sebenarnya untuk pasangan Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran tidak perlu rebutan TPN, kedua paslon Pilpres sudah didukung dan didorong Presiden Jokowi …? Adakah gejala rebutan TPN sebagai indikasi masing-masing Paslon kurang percaya diri ?. Kalau dilihat dari fenomina kehadiran warga pada acara yang digelar oleh masing-masing Paslon, nampaknya ada kegiatan Paslon yang sepi penonton. Dalam video yang beredar di media sosial jika AMIN menggelar Jalan bareng peserta membludak, tetapi jika GAMA dan PRABU menggelar acara sejenis nampak sepi.
Fenomina kehadiran warga pada acara sosialisasi Paslon Pilpres 2024 bertolak belakang dengan hasil survey yang dirilis olah lembaga survey. Semua lembaga survey selalu mengunggulkan PRABU dan GAMA dari pada AMIN, tapi anihnya AMIN paling dikuatirkan menang. Adakah hasil survey hanya dilakukan untuk menggiring dukungan atau lembaga survey hanya membela Paslon Pilpres tertentu ?. Repot menjawabnya.