Penulis : Imam Sanusi, M.Pd.
Laris manis kader Nahdlatul Ulama (NU) terbukti. Sampai hari ini Rabu tanggal 18 Oktober 2023 dua orang kader NU menjadi Bacawapres. Muhaimin Iskandar (Gus Imin) mendampingi Anes Baswedan dan Mohammad Mahfud Mahmudin (Gus Mahfud) mendampingi Ganjar Pranowo. Nama Mahfud MD pada bulan September hampir pasti menjadi Bacawapres Ganjar Pranowo, kemudian meredup dengan munculnya nama Khofifah Indar Parawansa yang sama-sama kader NU.
Nama Khofifah Indar Parawansa juga sempat muncul sebagai kandidat Ketua Tim Pemenangan Nasional Prabowo Subianto. Timbul-tenggelam nama Mahfud MD sebagai Bacawapres Ganjar Pranowo dimungkinkan karena ada nama lain yang masih ditimbang-timbang selain Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa. Timbang-timbang Bacawapres Ganjar Pranowo telah berakhir. Hari ini Rabu tanggal 18 Oktober 2023 pukul 10.34 WIB Megawati Sukarno Putri mendeklarasikan Mahfud MD sebagai Bacawapres Ganjar Pranowo. Dengan memakai baju batik warna dasar biru, Mahfud MD memperjelas basisnya, bahwa ia berasal berbasis NU.
Dalam dua minggu ini sempat pula mengemuka nama mantan Ketua Umum PBNU K.H. Agil Siraj dan Ganjar Pranowo selaku Bacapres sempat silaturrahmi dengan K.H. Agil Siraj, tetapi hasil tafakkur mungkin Ganjar Pranowo merasa lebih mantab dengan Mahfud MD. Dengan deklarasi Mahfud MD sebagai Bacawapres Ganjar Pranowo, muncullah pertanyaan apakah Mahfud MD ditetapkan sebagai Bacawapres karena akademisi yang berintegritas dan sudah selesai dengan
dirinya atau karena kader NU yang sepuh ?.
Jika Mahfud MD ditunjuk sebagai Bacawapres Ganjar Pranowo karena pertimbangan kader NU yang sepuh, maka penunjukan Mahfud MD hanyalah untuk mengimbangin Muhaimin Iskandar memperebutkan Nahdliyin yang beranggotakan 115 juta orang. Tetapi jika Mahfud MD ditunjuk sebagai Bacawapres karena kader NU yang akademisi dan berintegritas warga Nahdliyin harus bangga, karena Mahfud MD punya peluang untuk diberi dan dapat mengambil peran dalam penyelenggaraan pemerintahan dan fungsi Wapres bukan lagi pemain cadangan. Mahfud MD bisa ikut bermain di tengah lapangan dan mentukan arah permainan, bukan hanya melihat dari pinggir lapangan.
Warga Jawa Timur tentu bangga dua orang menjadi Bacawapres, tapi disisi lain ada kekuatiran penduduk Indonesia di luar Jawa Timur bertanya, masak dari 37 provinsi yang lain tidak ada kandidat yang mumpuni ?. Jika pertanyaan ini muncul rasana wajar, karena walau tidak ada pembagian Jawa-Luar Jawa dalam penentuan Bacapres dan Bacawapres, kandidat dari 37 provinsi lain perlu dipertimbangkan.
Dengan deklarasi Mahfud MD sebagai Bacawapres Ganjar Pranowo, maka tersisa Prabowo Subianto yang belum mendeklarasikan Bacawapresnya. Kalau Prabowo Subianto jadi membacaswapreskan Gibran Rakabuming Raka, maka masih menunggu hasil komunikasi Gibran Rakabuming Raka dengan jajaran DPP PDI-P. Namun jika Gibran Rakabuming Raka sebagai kader PDI-P punya komitmen tinggi, rasanya Prabowo Subianto harus siap gigit jari, karena sudah bisa dipastikan Gibran Rakabuming Raka tetap sebagai Wali Kota Surakarta yang berKTA PDI-P.
Sebagai kader PDIP Gibran Rakabuming Raka jika memilih sebagai Bacawapres Prabowo Subianto, komitmen dan kesetiannya perlu dipertanyakan, karena ia sudah pernah menyatakan siap memenangkan Ganjar Pranowo. Mungkin karena masih ragu untuk menetapkan Gibran Rakabuming Raka yang berstatus kader PDI-P, maka berkembang isu Prabowo Subianto akan berpasangan dengan Erick Thohir.
Jika benar Erick Thohir sebagai Bacawapres Prabowo Subianto maka selesailah kebuntuan politik di KIM dan pasangan ini merupakan kombinasi tua-muda. Erick Thohir yang mewakili usia muda, rekam jejak pengalaman dan prestasi di pemerintahan jelas dan bisa mengeliminer Gibran Rakabuming Raka yang masih pro-kontra untuk dibacawapreskan, karena dianggap terlalu kental permainan politiknya. Apakah isu ini akan menjadi kenyataan, kita tunggu hasil komunikasi Gibran Rakabuming Raka dengan jajaran DPP PDI-P dan finalisasi Bacawapres di KIM.