Ruwet Cari Bacawapres, Koalisi Aja

Editor
512 Views
6 Min Read

*) Imam Sanusi, M.Pd.

Satu bulan menjelang pendaftaran Pilres 2024, BacapresPrabowo Subianto (KIM) dan Ganjar Pranowo (PDI-P dan PPP)tidak kunjung menemukan Bacawapres yang cocok. Beberapafigure yang sempat mengemuka, ternyata kedua koalisi tidahmudah memutuskan Bacawapresnya. Koalisi PDI-P dan PPP yang sudah mengerucut pada Mahfud MD, Ridwan Kamil danAndika Perkasa menyatakan tidak etis menarik Ridwan Kamilyang merupakan kader Golkar.

Walau figure Bacawapres koalisi PDI-P dan PPP tersisaMahfud MD dan Andika Perkasa, ternyata galau juga memilihsatu diantara keduanya. Mahfud MD yang berasal dari JawaTimur diharapkan dapat menandingi Muhaimin Iskandar dalammemperebutkan suara warga Nahdliyin di jawa Timur yang merupakan salah satu titik lemah Ganjar Pranowo. SedangkanAndika Perkasa dengan status purnawirawan TNI keturunancampuran Jawa Tengah dan Jawa Timur diprediksi dapatmerebut suara Jawa Timur Mataraman, tetapi Andika Perkasa dikuatirkan akan menjadi pesaing Ganjar Pranowo pada Pilpres2029.

Tidak kalah ruwet dan ruwet, Prabowo Subianto belumbisa memutuskan antara Erlangga Hartarto dan Erick Thohir.Golkar dan PAN sebagai anggota KIM sama-sama memasangtarget Erlangga Hartarto dan Erick Thohir untuk menjadiBacawapres Prabowo Subianto. Kengototan Golkar dan PAN disebabkan semua partai politik menyakini Cocktail Effect jikakadernya menjadi Bacapres atau Bacawapres. Prabowo Subiantodisamping ruwet memilih antara Erlangga Hartatto dan Erick Thohir, juga masih berharap-harap cemas menunggu keputusangugatan batas minimal usia Bacapres dan Bacawapres di Mahkamah Konstitusi.

Jika gugatan batas usia minimal usia Bacapres danBacawapres di Mahkamah Konstitusi berhasil, dimungkinkanPrabowo Subianto akan berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka. Lirikan Prabowo Subianto ke Gibran Rakabuming Raka disamping untuk menunjukkan paling Jokowi, juga untuk menarik dukungan dari pemilih muda. Terlalu banyak pertimbangan atau anggota koalisi kadangkalamemang mempersulit pengambilan keputusan. Akan lebih sulitlagi jika anggota koalisi tidak kohesi dalam berkoalisi. Masing-masing partai politik membawa agenda, tetapi ahlamdulillahdalam internal ketiga koalisi sudah tidak terjadi saling sindir, saling tuding, dan perang statemen. Tetapi kalau antar koalisimasih terjadi dan harus terjadi agar kontestasi Pilpres 2024 menarik.

Serangan antar koalisi terakhir terjadi dari Sekjen PDI-P Hasto Kritianto terhadap Gerindra tentang isu cekikan KetuaUmum Gerindra kepada Wakil Kementan dengan mengatakan“… tidak asap kalau tidak ada ”. Serangan terhadap isuprilaku Ketua Umum Gerindra merupakan bagian dari riak-riakkontestasi Pilpres 2024. Walau isu ini dibantah Oleh PresidenJokowi  “masak di cekik…” penyataan Sekjen PDI-P HastoKritianto merupakan serangan dengan tujuan untuk menurunkankepercayaan publik.

Belum selesai pemilihan Bacawapres PDI-P dan KIM, belakangan muncul wacana Pilpres 2024 cukup dua pasang saja. Wacana dua koalisi pilpres 2024 yang dilontarkan Wakil KetuaUmum PKB Jazhilul Fawaid menimbulkan pertanyaan, apakahini murni untuk kemaslahatan umat atau karena tekanan daripenguasa setelah Presiden melontarkan data Parpol adaditangannya ?. Hanya pimpinan Parpol yang tahu, tetapimasyarakat bisa merasakan apa yang mendasari wacana Pilpres2024 dua koalisi.  

Dilihat dari isu yang dibawa ketiga koalisi hanya munculdua isu, AMIN (KPP) sebagai refresentasi Oposisi membawa isuPerubahan untuk Perbaikan, PDI-P dan KIM sebagai refresntasiJokowi (Pemerintah) membawa isu Keberlanjutan, esensinyaPilpres 2024 hanya diikuti dua kutub. Jika dalam putaranpertama salah satu koalisi refresentasi Jokowi kalah, sangatdimungkinkan  koalisi tersebut akan bergabung pada koalisirefresentasi Jokowi yang bertarung pada putaran kedua. Dengandalih untuk kepentingan bangsa dan negara mungkin juga adaanggota koalisi refresentasi Jokowi yang kalah menyeberangmendukung bekas lawannya pada putaran pertama. Tetapi jikaini terjadi, perpolitikan di negeri kita sudah sulit dinalar, dan apayang kata dunia … ??????.

Kalau wacana Pilres 2024 hanya diikuti dua pasangan, masyarakat akan mudah memilih apakah akan memilihpasangan yang akan membawa isu Perubahan ataukahKelanjutan. Prisiden terpilih belum tentu putra terbaik bangsaIndonesia. Orientasi kekuatan juga bisa ditebak, KPP akancenderung berorentasi ke Amerika Serikat, sedangkan PDI-P akan cenderung berorientasi ke Republik Rakyat China. PilihPerubahan atau Kelanjutan …, keduanya sama-sama inginmembawa bangsa dan negara kearah yang lebih baik. Pilihlahpasangan presiden yang diyakini paling dapat mewujudkankehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Amin yarabbal alamin.

*) Imam Sanusi, M.Pd., Sampang, Jawa Timur.  

TAGGED: ,
Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *