Oleh : H. Haji, M.M.
Kabupaten Sampang sebagai salah satu Kabupaten dariempat Kabupaten di Madura pada tahun 2024 akanmenyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Sedangkan Bupati dan Wakil Bupati terpilih pereode 2019-2024 pada tanggal 31 Desember 2023 akan mengakhiri masa kepemimpinannya. Dengan demikkian ada jeda waktu sebelasbulan dari masa berakhirnya kepemimpinan Bupati H. SlametJunaidi ke pelaksanaan Pilkada 2024
Dengan jeda waktu sebelas bulan menuju Pilkada 2024, maka Penjabat Bupati Sampang cukup lama mempimpinKabupaten Sampang. Sementara ini mulai bersiliweran kabarPenjabat Bupati Sampang, tetapi yang paling santer PenjabatBupati Sampang aka ada intervensi dari Jakarta. Kabar burungini didasari oleh pemikiran bahwa Partai Politik yang sedangberkuasa sangat menaruh perhatian terhadap Pemilu di Sampang.
Atensi khusus Pemilu di Sampang dapat dilihat daripengangkatan Said Abdullah sebagai Ketua DPP PDI-P JawaTimur. Diharapkan dengan Said Abdulah sebagai Ketua DPD PDI-P Jawa Timur, PDI-P di Jawa Timur menjadi kuat, menataMadura dan menang di Sampang. Walau menurut Daftar PemilihTetap hanya 761.421 orang, Kabupaten Sampang sangatmenarik bagi PDI-P, karena jumlah kursi PDI-P di DPRD Sampang hasil Pileg 2019 hanya dua. Dengan tekad tidak inginmengulang Pemilu 2019, maka PDI-P akan all out dalampertarungan Pemilu di Sampang.
PDI-P selain ingin menang di Pileg dan Pilpres 2024 juga ingin menciptakan sejarah bisa memenangkan Pilkada 2024. Namun sampai hari ini riak-riak Bacabup dan Bacawabup masihadem ayem. Menjelang Hari Raya Idul Fitri 14435 Hijriyahpernah muncul foto pasangan Bacabup dan BacawabupSampang yang informasinya dari PDI-P, Dmokrat dan Golkar. Namun seiring berjalannya waktu kabar burung tersebut mulaisirna. Bisa jadi beredarnya foto tersebut sebagai upayapenjajakan untuk melihat respon warga Sampang atau sebagaiupaya memancing Bacabup dan Bacawabup yang lain.
Sepinya riak-riak Pilkada Sampang mungkin karena : a) para figure masih melakukan pendekatan kepada calon Parpolpengusung, b) menunggu waktu dan momen yang tepat untukmuncul kepermukaan, c) meminimalkan biaya sosialisasi, dan d) kuatnya kepemimpinan petahana. Beberapa Parpol nampaknyasudah mulai mengadakan silaturrahmi, tetapi belum adakesepakatan yang dihasilkan. Ada juga sejumlah Parpol yang sudah hampir menghasilkan kesepakatan tapi dengan dalihmenunggu waktu yang tepat pendelarasian Bacabup danBacawabup masih ditunda,
Ada Parpol yang sudah menyepakati Bacabup danBacawabupnya, tetapi pengumuman Bacabup dan Bacawabupmasih digantung. Ini dilakukan untuk mengurangi biaya kopi dan uang rokok sosialisasi, karena setelah diumumkan makaakan banyak orang atau sekelompok orang yang datangmenyatakan siap mendukung, padahal pada saat yang bersamaandia juga mendatangi calon lain. Disamping itu ada pula calonyang mengurungkan niatnya untuk menjadi Bacabup danBacawabup tetapi ragu-ragu untuk muncul kepermukaan karenakuatnya kepemimpinan petahana.
Diantara empat fenomina riak-riak Pilkada Sampang, nampaknya fenomina ketiga dan keempat yang banyak beredardi masyarakat Sampang. Jika ini benar maka dimungkinkanriak-riak Pilkada Sampang akan mulai nampak setelahberahirnya kepemimpinan petahana. Apakah ini benar, mari kitaikuti apa yang akan terjadi selanjutnya.
H. Haji, M.M. Calon Anggota DPRD PDI-P KabupatenSampang, Jawa Timur.