Menerka Perubahan Konfigurasi Koalisi

Editor
602 Views
7 Min Read

Oleh : Imam Sanusi, M.Pd.

Deklaraasi pasangan Anis Baswedan dan MuhaiminIskandar hari Sabtu tanggal 2 September 2023  telah mengakhiriteka-teki siapa Bacawapres dari KPP. Deklarasi Anis Baswedandan Muhaimin Iskandar bertepatan dengan Sabtu Legi tanggal15 Sapar 1445 Hijriyah. Sabtu Legi (Manis) dalam Kamus JawaKuno dianggap sebagai salah satu weton sakti mandraguna yang membuatnya selalu diselimuti keberuntungan dan kebahagian.Jika dapat memenangkan Pilpres tanggal 14 Pebruari 2024 pasangan ini diharapkan mampu mengayomi orang-orang di sekitarnya.

Pembentukan koalisi Nasdem dan PKB yang merupakanbagian dari KPP dan KIR, mengagetkan banyak pihak, mengejutkan dan dianggap mendholimi kawan (KPP) ataulawan (KIR). KPP yang sedang mengkosolidasi diri akibatpenetapan Cawapres yang digantung dan KIR yang hampirselesai konsolidasi karena perubahan anggota koalisi, tiba-tibatercabik dan sesuatu yang tidak mungkin terjadi bisa terjadi.Bahkan Syaifullah Yusuf sebagai Sekretaris PBNU menyatakanimposible Nasdem dan PKB bisa berkoalisi, tapi apapunkomentar orang koalisi ini sudah dideklarasikan. Mungkinberangkat dari sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadimungkin, dan sesuatu yang mungkin menjadi tidak mungkin.

Ada kesan Surya Paloh sebagai King Maker  sudah lama melirik Muhaimin Iskandar untuk dipasangkan dengan AnisBaswedan, tetapi karena Muhaimin Iskandar masih menjadibagian dari KIR, untuk sementara keinginan memasangkan AnisBaswedan dan Muhaimin Iskandar harus dipendam. Ketika KIMdibentuk dan Muhaimin Iskandar Jomblo, dengan tujuanmengawinkan  Nasionalis dengan Islam Moderen dan Islam Tradsional serta meningkatkan elektarbilitas Anis Baswedan di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Surya Paloh gerak cepatmemasangkan Anis Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Sebagai koalisi hasil perkawinan silang antara KPP danKIR, koalisi Nasdem dan PKB belum berlabel, tetapi kalaumenyimak pidato politik Muhaimin Iskandar pada deklarasipasangann Anis Baswedan dan Muhaimin Iskandar tetapberlabel Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP).  Sebagairespon deklarasi pasangan Anis Baswedan dan MuhaiminIskandar, pada hari yang sama Ahmad Syaikhu selaku PresidenPKS menyatakan tetap mendukung Bacapres Anis Baswedan, tetapi dukungan ke Muhaimin Iskandar masih menunggu hasilrapat Dewan Syuro PKS.

Perubahan konfigurasi KPP dan KIR yang ditandai koalisiNasdem dan PKB serta keluarnya Demokrat dari KPP konstelasipolitik nasional menuju Pilpres 2024 akan berubah. Semuapartai politik akan melakukan konsolidasi dan instrospeksi untukmempertahankan atau merubah konfigurasi koalisi. Denganmemperhatikan perkembangan setelah Nasdem berkoalisidengan PKB dan pernyataan Sandiaga Uno sebagai KetuaBappilu PPP dimungkinkan akan terbentuk  tiga opsi konfigurasikoalisi. Memperhatikan komunikasi yang ada atau pernahberjalan antar Ketua Umum Partai Politik dan pernyataanSandiaga Uno selaku Ketua Bappilu PPP ada tiga opsikonfigurasi koalisi Partai Politik seperti dalam grafis.

Opsi pertama tiga koalisi yang terdiri dari : a) KPP jumlahkursi 167 (Nasdem = 59, PKB = 58 dan PKS = 50), b) PDI-P, PPP, dan Demokrat jumlah kursi 201 (PDI-P = 128, PPP = 19, dan Demokrat = 54), dan c) KIM jumlah kursi 206 (Gerindra = 78, Golkar = 84, dan PAN = 44). Opsi kedua empat koalisiterdiri dari : a) KPP jumlah kursi 167 (Nasdem = 59, PKB = 58 dan PKS = 50), b) KIM jumlah kursi 162 (Gerindra = 78 danGolkar = 84, c) PDI-P = 128, dan d) PPP, Demokrat dan PAN jumlah kursi 117 (PPP = 19, Demokrat = 54, dan PAN = 44). Sedangkan opsi ketiga juga empat koalisi terdiri dari : a) KPP jumlah kursi 167 (Nasdem = 59, PKS = 50 dan PKB = 58), b) KIM jumlah kursi 162 (Gerindra = 78 dan Golkar 84), c) PDI-P = 128, dan d) PPP, PAN dan Demokrat jumlah kursi 117 ( PPP = 19, PAN = 44, dan Demokrat 54).

Dari koalisi yang mungkin dibentuk, hanya KPP yang telahmenyelesaikan isu krusial, KIM serta PDI-P dan PPP masih akanterus berkutat dengan penetapan Bacawapres. Isu Bacawapresselama ini kerap menjadi penyebab ketidak harmonisanhubungan antar anggota koalisi bahkan menjadi penyebabbubarnya koalisi. Koalisi PDI-P dan PPP agak mudah mencariBacawapres dengan kriteria tidak menjadi pesaing pada Pilpres2029 dan otoritas hanya ada pada Megawati. Jika KIM hanyaterdiri dari Gerindra dan Golkar KIM akan mudah menetapkanBacawapres, sedang jika PPP membentuk koalisi dengan PAN dan Demokrat maka akan pelik juga menetapkan Bacawapresantara AHY dan Erik Tohir yang disodorkan PAN. Dengandemikian kedepan publik masih akan terus menyaksikan atrkasidan akrobat politik karena dua koalisi (KIM dan PDI-P) salingmengklim yang paling Jokowi.

Agak susah menerka opsi kempat dengan dua koalisi akibatakrobat politik mengawinkan Anis Baswedan dengan MuhaiminIskandar. Tapi semua bisa mudah jika ada kekuatan besar yang memaksa partai politik tergabung dalam dua koalisi, dan bisasaja terjadi opsi lain jika penanganan persoalan di Kemnakeroleh KPK berlanjut.

*) Imam Sanusi, M.Pd. Ketua IKA UM Wilayah Sampang, Jawa Timur.

TAGGED: ,
Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *