KOALISI GALAU BERKOALISI

Editor
716 Views
6 Min Read

Oleh : Imam Sanusi*)

Dengan dalih ada kesamaan pemikiran, Sandiaga Uno sebagai Cawapres dari PPP diwacanakan dipasangkan denganAgur Harimurti Yudoyono (AHY). Wacana ini digaungkansebagai respon terhadap wacana memasangkan Ganjar Pranowo Anis Baswedan. Munculnya wacana Ganjar Pranowo AnisBaswedan dan Sandiaga Uno Agus Harimurti Yudoyonomencerminkan walau semua koalisi sudah menandatanganiperjanjian, kenyatannya koalisi masih labil dan gampangdigoyang dengan Goyang Reggae.

Sampai hari ini ada tiga koalisi yang sudah dibentuk, yaituKoalisi PDI-P dengan PPP, Koalisi Indonesia Raya (Gerindra, PKB, Golkar dan PAN) dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan(Nasdem, Demokrat dan PKS). Ketiga koalisi sudahmendeklarasikan Capresnya, tapi belum mendekralasikanCawapresnya, sehingga terkesan Cawapres lebih strategis daripada Cawapres. Tidak kunjung deklarasi Cawapres dari ketigakoalisi juga memunculkan kesan betapa sulitnya mencari figure Cawapres. Ketiga koalisi menyatakan bahwa Cawapres sudahada pada Ketua Umum atau Cawapres masing-masing koalisi, tapi … ?. Mungkinkah deklarasi Cawapres akan dilakukanmenjelang detik-detik terakhir seperti Pilpres 2019 ?.

Penetapan Cawapres Pilpres 2024 sangat mungkinmengulang deklarasi Cawapres pada Pilpres 2019, tetapi jikadeklarasi Cawapres untuk Pilpres 2024 dilakukan menjelangbatas akhir pendaftaran Capres-Cawapres, peta koalisi akansemakin tidak menentu serta membingungkan para relawan danpemilih untuk menentukan arah dukungan dan pilihan. Dampakpenundaan deklarasi Cawapres juga menimbulkan saling curigadan perang pernyataan antar anggota Koalisi. Misalnya PKB menyatakan jika tidak jelas maka akan mencari kawan baru, Demokrat menyatakan Nasdem terlalu mendominasi KoalisiKPP, dan PPP yang menwarkan Sandi Aga Uno ditunjuk sebagaiCawapres Ganjar Pranowo telah berancang-ancang berkoalisidengan Demokrat. Dan penunundaan deklarasi Cawapres akanmenyebabkan hubungan antar anggota koalisi panas-dingin.

Dalam setiap kesempatan ketiga Koalisi dan Capresmenyatakan nama-nama Cawapres sudah ada dikantong, tetapisemua mengatakan menunggu waktu dan tempat yang untukmendeklarasikan Cawapresnya. Ada beberapa kemungkinantertundanya deklarasi Cawapres dari masing-masing koalisi; yaitu : a) beberapa Bacawapres yang namanya  menyeruak kepublik tersandra karena kebijakannya dimasa lalu atau ketikayang bersangkutan melaksanakan tugasnya, b) pemanggilan keKelurahan figure Cawapres potensial yang didekati oleh Caprestertentu, c) perebutan Jokowi Effect antara Ganjar Pranowodengan Prabowo Subianto, d) intervensi dibawah tanah para pemilik modal kelas Kakap agar Capres yang diprediksi tidakakan menguntungkan kelompoknya tidak bisa mencalonkan diri, e) kegalauan menghadapi penguasa baru yang bukukankelompoknya dari penguasa yang akan lengser berserta para pendukungnya, dan f) dorongan Parpol terhadap Cawapresbukan kader Parpol tetapi yang bersangkutan memiliki logistikdan elektabilitas yang cukup.

Politik menyandera kader, intervensi Kelurahan, perebutaneffort Jokowi, keinginan status quo dari pemilik modal, galaupada situasi setelah lengser, dan munculnya Cawapres bukankader menyebabkan masing-masing koalisi masih saling whaitand see. KPP yang mengindikasikan deklarai Cawapresnyasetelah naik haji, berubah pikiran setelah Surya Paloh dipanggilke Kelurahan, bahkan menyeruak ke publik Surya Palohmenolak AHY sebagai Cawapres Anis Baswedan karena adaintervensi Pak Lurah.

KIR yang pada awal koalisi tinggal menunggu waktuuntuk dideklarasikan Cak Imin sebagai Cawapres PrabowoSubianto sampai hari ini nasibnya tidak menentu setelahbergabungnya Golkar dan PAN ke KIR. Belakangan KIR justrumemunculkan Gibran Rakabuming sebagai Cawapres dariPrabowo Subianto karena berharap Jokowi Effect. Walauwacana memasangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabumingbelum diakui oleh KIR, tapi cek suond melalui baliho sudahdimulai.

Bisa jadi jika hasil cek sound melalui survey elektabitaspasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming signifikan, pasangan coba-coba ini akan berlanjut ke deklarasi danpendaftaran Capres dan Cawapres Oktober 2024. Jika ini yang terjadi sangat mungkin peta koalisi akan berubah. PPP danDemokrat akan memunculkan pasangan Sandiaga Uno-AgusHarimurti Yudoyono, KIR mematangkan pasangan  PrabowoSubianto-Gibran Rakabuming, serta PDI-P dan Nasdem akanmemasangkan Ganjar Pranowo-Anis Baswedan.

Walau munculnmya tiga pasangan Capres-Cawapresbertolak belakang dengan keinginan pihak Kelurahan, namunrealitas ini bisa saja terjadi. Kalau pasangan Capres-Cawapresmenjadi tiga pasang, pihak Kelurahan juga agak bingungpasangan Capres dan Cawapres mana yang akan didukung, karena ketiga pasangan sama-sama orang Kelurahan. Tapidengan asumsi siapapun yang terpilih sebagai Presiden danWakil Presiden tetap orang Kelurahan,  bisa jadi di permukaanpihak Kelurahan akan mengatakan “…urusan PiIpres adalahurusan Parpol, urusan Pilpres adalah urusan pemilih bukanurusan saya, dan saya bukan Pak Lurah.

*) Imam Sanusi, M.Pd. adalah Ketua IKA UM Wilayah Sampang, Jawa Timur.

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *