Jakarta, Sigap88news.com – Prof. Dr. Siti Fadilah Supari meyakini perlunya revolusi konstitusi untuk menyelamatkan segenap warga bangsa Indonesia. Jika tidak, menurut dia, bangsa Indonesia akan kembali menjadi korban virus yang mereka buat demi bisnis dan untuk menguasai dunia melalui perang virus yang harus segera kita sadari bersama bahwa ancaman dan bahayanya bagi kehidupan kemanusiaan.
Penyakit menular (tranmissible disease) bisa berpindah dengan sangat cepat dari individu ke individu yang lain, baik terhadap manusia maupun kepada hewan, yang disebabkan oleh agen biologi seperti mikroorganisme patogenik (virus dan bakteri) serta parasit.
Dalam kuliah umum yang diselenggarakan dari jarak jauh oleh Universitas Indonesia (FMIPA) dengan Timur Leste dan Jepang difasilitasi United Nation Security, pernah mengungkap masalah bioterrorism as and Invisible Threat to Humanity.
Fenomena bioterrorism setidaknya sudah ada sejak Perang Dunia II, saat Uni Soviet memanfaatkan senjata biologi untuk mengusir tentara Jerman. Jepang pun menggunakan senjata biologi saat Perang Pasifik.
Bioterrorism adalah cara menggunakan mikroorganisme patogen sebagai senjata dalam perang dan alat untuk melancarkan aksi terrorism untuk mengalahkan musuh.
Sebagai senjata biologi telah dikembangkan oleh beberapa negara yang memiliki laboratorium mikrobiologi, seperti Namru yang pernah hendak dioperasikan di Indonesia dan mendapat perlawanan dari Menteri Kesehatan semasa Prof. Dr. Siti Fadilah Supari hingga harus menghadapi kriminalisasi serta mendekam di penjara saat masih menjabat di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pihak PBB (United Nation, Perserikatan Banga-bangsa) memang melarang praktek penggunaan senjata biologi.
Bahwa setiap negara yang menyebarkan bioterrorism sebagai instrumen perang akan mendapatkan sanksi dari PBB. Namun toh, realitasnya tetap banyak yang melakukannya secara diam-diam seperti yang ditengarai lewat pandemi Covid-19 di Indonesia.
Penyebaran virus flu burung dan virus Mers-Cov pernah dikaitkan dengan bioterrorism. Syahdan, dalam teori konspirasi global menyebutkan bioterrorism sebagai ancaman bagi kehidupan manusia di muka bumi. Sebab berperang dengan menggunakan bioterrorism bisa membunuh manusia tanpa kendali dan liar menyasar siapa saja yang mampu dijangkau oleh bioorganik yang masif dan sulit dideteksi wilayah jelajahnya di bumi.
Pandemi serupa itu ditandai oleh material biologis, sehingga bioterrorism itu sesungguhnya bakteri yang mampu menteri fisik manusia hingga mengakibatkan kematian seperti Covid-19 yang menjalar cepat di Indonesia.
Jadi, bioterrorism itu tidak natural (tidak alami), tandas Siti Fadilah Supari, ketika sanjau dan dialog lewat Podcast di Sekretariat Forum Negarawan, Rabu, 26 Juli 2023 yang dipandu langsung oleh Sri Eko Sriyanto Galgendu. (AR_rls)
Penulis: Jacob Ereste
Jakarta, 27 Juli 2023