Langit Indonesia Jelang Lebaran Bakal Diwarnai Fenomena Gerhana Matahari Hibrida

Hermanto
552 Views
3 Min Read

Banten, Sigap88news.com – Menjelang Lebaran Iedul Fitri 1444 H, dalam hitungan 14 hari ke depan tepatnya pada Kamis 20 April 2023 mendatang, langit Indonesia bakal diwarnai Fenomena astronomi langka berupa gerhana matahari hibrida.

Dilansir dari infonas.id, hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN, Emanuel Sungging.

“Pada 20 April 2023 nanti akan ada Gerhana Matahari Hibrida,” ujarnya.

Sungging menyebut fenomena yang cukup langka terjadi ini menjadi momen yang baik untuk dilakukan riset antariksa dan disiplin ilmu lain dapat memanfaatkannya untuk penelitian terkait disiplin ilmu masing-masing. 

“Peneliti disiplin ilmu lain dapat melakukan penelitian pengaruh gerhana matahari terhadap perilaku makhluk hidup baik itu hewan atau tumbuhan,” ujar Peneliti ahli madya BRIN ini.

Lebih lanjut Sungging menjelaskan, selain itu seperti di bidang ilmu sosial, peneliti di bidang tersebut juga dapat melakukan penelitian etnoastronomis, terkait bagaimana budaya yang timbul di masyarakat dengan adanya gerhana matahari hibrida. 

“Adanya momen ini membawa kesempatan untuk melakukan kolaborasi lintas disiplin,” terangnya dalam Gelar Wicara Gerhana Matahari Hibrida 2023, pada Kamis (06/04/2023) yang diselenggarakan oleh Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki. 

Sungging dan timnya akan melakukan pengamatan di Biak Numfor yang berada tepat di lintasan gerhana matahari.

Ada tiga hal yang ia dan timnya akan lakukan, yaitu riset terkait Corona, dampak gerhana pada ionosfer, dan perubahan kecerlangan.

Gerhana Matahari Hibrida yang akan terjadi pada 20 April 2023 nanti akan berlangsung selama 3 jam 5 menit mulai dari durasi kontak awal hingga akhir jika diamati dari Biak, dengan durasi fase tertutup total 58 detik. 

Sementara itu jika diamati dari Jakarta, durasi dari kontak awal hingga akhir adalah 2 jam 37 menit. Namun jika diamati dari Jakarta, persentase tertutupnya matahari hanya sebesar 39%.

Adapun waktu terjadinya gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda, yakni :

  • Aceh: 10.07 WIB;
  • Sumatera Utara: 09.56 WIB;
  • Sumatera Barat: 09.44 WIB;
  • Riau: 09.49 WIB;
  • Bengkulu: 09.33 WIB;
  • Jambi: 09.41 WIB;
  • Kepulauan Riau: 09.48 WIB;
  • Sumatera Selatan: 09.34 WIB;
  • Lampung: 09.30 WIB;
  • Bangka Belitung: 09.38 WIB;
  • Banten: 09.28 WIB;
  • DKI Jakarta: 09.29 WIB;
  • Jawa Barat: 09.25 WIB;
  • Jawa Tengah: 09.26 WIB;
  • DI Yogyakarta: 09.26 WIB;
  • Jawa Timur: 09.26 WIB;
  • Kalimantan Barat: 09.48 WIB;
  • Kalimantan Tengah: 09.39 WIB;
  • Kalimantan Selatan: 10.40 WITA;
  • Kalimantan Timur: 10.46 WITA;
  • Kalimantan Utara: 11.01 WITA;
  • Bali: 10.28 WITA;
  • Nusa Tenggara Barat: 10.29 WITA;
  • Nusa Tenggara Timur: 10.31 WITA;
  • Sulawesi Barat: 10.44 WITA;
  • Sulawesi Selatan: 10.40 WITA;
  • Sulawesi Tengah: 10.51 WITA;
  • Sulawesi Tenggara: 10.44 WITA;
  • Gorontalo: 10.58 WITA;
  • Sulawesi Utara: 11.01 WITA;
  • Maluku Utara: 11.56 WIT;
    -Maluku: 11.48 WIT;
  • Papua Barat: 12.08 WIT;
  • Papua: 12.14 WIT.

(AR_Red)

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *