Prihatin! Musa Ungkap Penyebab Kemiskinan Ekstrim di Lebak

Hermanto
539 Views
3 Min Read

Banten, Sigap88news.com – Musa Weliansyah, Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Lebak mengatakan banyaknya pengangguran dan sulitnya mencari lapangan kerja menjadi salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan ekstrim.

“Kita cukup prihatin, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten 2022 angka kemiskinan ekstrem bahwa Lebak tertinggi dan terendah Tangerang Selatan,” kata Musa, Rabu (22/02/2022).

Sekretaris FPPP DPRD Lebak itu mengajak generasi muda agar memiliki kemandirian yang tinggi guna mengatasi kemiskinan ekstrem yang bisa menghambat proses pembangunan.

“Kesulitan pekerjaan itu yang menyebabkan terjadinya kemiskinan ekstrem dan mayoritas masyarakat Lebak menjadi buruh harian lepas, bahkan sama sekali tidak ada pekerjaan,” ucapnya.
 
Mantan aktivis tersebut mengatakan pemerintah daerah belum mampu memberikan jaminan pekerjaan bagi masyarakat, karena Kabupaten Lebak bukan daerah industri maupun pusat perdagangan dan jasa. Meski demikian Musa mengakui jika pemerintah daerah telah berupaya melakukan pembinaan.

“Dengan demikian, pemerintah daerah saat ini sudah melakukan program untuk memberikan pelatihan, pembinaan dan permodalan kepada pelaku UMKM agar dapat menumbuhkan ekonomi kreatif di masyarakat,” ujarnya.

Musa menilai, sejauh ini tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat belum cukup signifikan untuk penyerapan lapangan pekerjaan.

“Mereka generasi muda bisa menjadi petani milineal dengan mengembangkan budi daya tanaman palawija, hortikultura, peternakan dan perikanan di lahan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti lahan Perum Perhutani,” tuturnya.

Para generasi muda, termasuk lulusan pendidikan SLTA hingga sarjana, ujar dia, semestinya lebih kreatif dan inovatif melihat potensi daerah.

“Kami meyakini dengan menjadi petani milineal itu mampu memenuhi ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi, sehingga dapat mengatasi kemiskinan ekstrem,” kata Musa.

Menurut dia, kemiskinan ekstrim 2,17 persen tentu harus menjadi perhatian serius pemerintah setempat agar mereka bisa keluar dari kemiskinan ekstrem, terutama bagi generasi muda yang masih usia produktif.

Mereka generasi muda harus bekerja dan menghasilkan pendapatan ekonomi yang layak dengan bertani, nelayan dan berdagang.

“Jika ekonomi generasi muda itu cukup baik dipastikan kemiskinan ekstrem menghilang,” katanya.

Berdasarkan data BPS Banten tahun 2022 jumlah keluarga miskin ekstrem di Banten 45.571 di kabupaten dan kota.

Disebutkan, Kabupaten memiliki angka kemiskinan ekstrim tertinggi, yakni 2,17 persen, Pandeglang 1,82 persen, Tangerang 1,52 persen, Kabupaten Serang, 0,75 persen, Kota Tangerang 0,75 persen, Kota Cilegon 0,45 persen, Kota Serang 1,01 persen, Kota Tangerang Selatan 0,44 persen. (AR_red)

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *