Bojonegoro,Sigap88news.com ,- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro, Jawa Timur, Natasha Devianti Fraksi PDI Perjuangan Dapil 1, menggelar reses masa sidang I tahun 2023. Agenda dihelat di cafe lesehan utara Jembatan Sosrodilogo ini bertujuan menjaring, menampung, dan menyerap aspirasi konstituen, Rabu (15/03/2023).
Hadir dalam acara, Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Budi Irawanto, Anggota Komisi C DPRD Bojonegoro, Natasha Devianti, dan kurang lebih 100 konstituen dari Daerah Pemilihan (Dapil) I, yang teridiri dari, Bojonegoro Kota, Kapas, Trucuk, dan Dander.
“Kunjungan kerja ini adalah kewajiban kami di DPRD untuk menemui konstituen secara rutin di setiap masa reses,” kata Natasha Devianti.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga menyampaikan, bahwa reses yang mengambil tema “Membangun Persaudaraan dalam Keragaman Budaya Demokrasi” bertujuan pula untuk menindaklanjuti aspirasi konstituen guna memberikan pertanggungjawaban moral dan politis kepada konstituen di Dapilnya sebagai perwujudan perwakilan rakyat di dalam pemerintahan.
“Sebagai anggota DPRD saya duduk di Komisi C, dimana komisi ini membidangi hal-hal yang langsung berkenaan dengan persoalan mendasar dialami masyarakat. Yakni kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan,” ujar perempuan off roader yang akrap di sapa Sasha.
Bak gayung bersambut, sejumlah keluhan disampaikan oleh konstituen berkenaan bidang yang diampu oleh perempuan yang mengaku kini tengah berbadan dua. Salah satunya dikemukakan oleh Yudi, yang mengangkat perihal beasiswa pendidikan.
“Penghasilan Bojonegoro ini besar. Terutama dari pengeboran minyak. Sebaiknya alokasi untuk beasiswa pendidikan diperbesar. Sebagai investasi agar kehidupan masyarakat Bojonegoro makin cerdas. Sehingga kalau minyak nantinya habis, anak cucu kita tidak kurang pendidikan,” ungkap Yudi.
Aspirasi Yudi mendapat tanggapan terlebih dahulu oleh Wabup Budi Irawanto. Diakui oleh pria yang akrab disapa Mas Wawan ini, banyak curhatan yang dia terima perihal beasiswa. Banyak mahasiswa mengaku terkendala persyaratan yang dinilai aneh.
“Kemarin dapat curhatan anak-anak mahasiswa. Ada persyaratan yang harus dipenuhi tapi tidak ada urgensi dan hubungannya dengan pendidikan. Misalnya, mereka mengeluh harus mem-follow akun Instagram Bupati. Kemudian ada lagi syaratnya harus punya KPM, padahal tidak punya sawah. Jadi syaratnya justru tidak mendasar,” ucap Mas Wawan, sapaan akrab Wabup Budi Irawanto.
Sementara Natasha, berjanji akan menindaklanjuti aspirasi yang muncul dalam reses. Dia sampaikan bahwa selama ini telah berupaya untuk memaksimalkan segala program terkait pendidikan agar manfaatnya bisa dirasakan oleh konstituen.
“Kedepan kami akan lebih optimalkan peran kami bersama di Komisi C khususnya dalam bidang pendidikan,” tandas perempuan yang akrab disapa Sasha.(Tris/AY)