Sejumlah penerima Program Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) di Dsn. Krajan, Ds. Srigonco, Kec. Bantur, Pasalnya saat pembangunan sedang berjalan, bahan material kerap terlambat datang dari pihak pengusaha penyedia barang. Minggu (15/12/19)
Akibatnya, para penerima program Rutilahu pun terpaksa harus merogoh kantong sendiri guna menutupi kekurangan bahan material tersebut.
Poniran (48 th), salah seorang penerima program Rutilahu asal Dsn. Krajan Rt. 02/Rw. 01, Desa Srigonco mengaku merasa terbebani dengan kondisi itu. Padahal menurut Babinsa Srigonco Serma Suliyono.
“Yah merasa terbebani yah, inimah kan mau tidak mau, rumah sudah di bongkar ngedadak, barang materialnya lambat datang.
Akibat keterlambatan bahan material itu, lanjut serma suliyono, dirinya terpaksa harus mengeluarkan uang sendiri untuk belanja. “Mau bagaimana lagi jadinya bingung, sudah tanggung dibangun. Untuk beli paku, beli tanah buat nguruk, beli bambu beli kaso itu pake duit pribadi saya”.
“Karena ini dikerjakannya borongan, terus tukangnya minta bahan (material), karena ingin cepat selesai, makanya saya harus ngrogoh uang pribadi saya untuk mengejar terselesainya program Rutilahu ini”. Ungkap Suliyono.
Ya walaupun nantinya akan di ganti saat material dr pusat datang, tp karena sudah tanggung jawab babinsa mau tidak mau pengerjaan tetap berjalan. (Pendim 0818)