Trenggalek- Malam itu, Sabtu (27/7) cuaca di Kecamatan Bendungan, Trenggalek cukup dingin. Hawa dingin menyeruak di atmosfir. Kabut menyelimuti banyaknya warga sekitar untuk melihat pagelaran hiburan wayang kulit dan jaranan TMMD Reg 105 Kodim Trenggalek. Terlihat berjejer di stand dan kursi penuh. Untuk sekdar mengikuti serangkaian malam hiburan yang suah disajikan.
Ada puluhan Satgas TMMD Reg 105 Kodim Tegal yang ikut menikmati pagelaran tersebut. Duduk dikursi dengan manis. Bersaa warga saling bercanda tawa. Serta membahas apaa yang menjadi kekrangan dan kendala selama pelaksanaan yang mendekati usai ini.
Pagelaan ini bukan tanda perposahan. Namun awal untuk mewujdukan desa yang mandiri dan berkesinambyngan dalam semua sektor. Meski dingin hingga meresap ke tulang namun pagelaran wayang sungguh bisa dinikmati oleh seluruh warga dan Satgas TMMD yang datang. Seni wayang menajdi bagian dari darah warga setempat. Sebab seni wayang dana jaranan yang disuguhkan sangat bagus dan menjadi hobi.
Dalam setiap wayang ada filosifi yang patut untuk diijawentahkan. Baik buruknya, tegantung bagaimana kita mengubahnya dalam eprilaku sehari-hari. Dalam agenda malam Sabtu (27/70 itu Semar Mabangun Kahyangan menajadi judulnya.
Semar marah kepada Betara Guru sehingga berangkat ke Suralaya,serta mengobrak – abrik Suralaya. Tidak ada satupun senjata yang mampu melumpuhkan Semar; sehingga Betara Guru melarikan diri ke Karang Kabuyutan; namun kemarahan Semar tidak dapat dihindari, dimanapun Batara Guru bersembunyi selalu ditemukan oleh Semar,hingga Betara Guru meminta Perlindungan para Pandawa dan meminta ampun kepada Semar atas segala kesalahannya.
“kita tidak hanya menikmati wayang, namun juga menbahas bagaiaman kekurangan dan kelebihan pelaksnaan TMMD yang seang kami lakukan, “kata Pelda Wahyudi, Satgas TMMD, (Pendim).
