Wagub Emil Dardak Ajak Masyarakat Jaga Kontinuitas Keberadaan Sumber Air Alami

Redaksi
1.5k Views
4 Min Read

Jawa Timur || Selain mengajak masyarakat Sumberpucung dan taruna siaga bencana (Tagana) Kabupaten Malang menjadi relawan Jogo kali di Bendungan Karangkates, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak juga mengajak masyarakat untuk menjaga kontinuitas sumber air alami, salah satunya di Waduk Selorejo.

Ajakan tersebut disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja di Waduk Selorejo Kabupaten Malang, Minggu (24/2).

Wagub Emil Dardak mengatakan, ajakan yang disampaikannya agar masyarakat ikut menjaga kontinuitas sumber air alami di Waduk Seloreja itu karena  mengingat saat ini tingkat sedimentasi waduk cukup tinggi. Padahal keberadaan waduk dinilainya sangat diperlukan.

Dan jika waduk tersebut tidak berfungsi lagi karena persoalan sedimentasi, maka dikawatirkan akan terjadi banjir pada saat musim hujan tiba. Demikian juga sebaliknya. Apabila musim kemarau tiba, maka dikawatirkan terjadi bencana kekeringan yang berkepanjangan.
“Padahal Jawa Timur merupakan lumbung pangan nasional, “ ungkapnya.

Wagub Emil Dardak juga mempertanyakan kenapa tingkat sedimentasi Waduk Selorejo lebih tinggi dari Waduk Karangkates. Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan penelitian agar penyebabnya dapat segera diketahui dan diambil langkah sebagai antisipasi.

Lebih lanjut dikatakannya, bahwa pembangunan apapun  harus memperhatikan ketersediaan air mulai dari hulu hingga hilirnya Sungai Brantas. Salah satunya, terus berupaya bagaimana cara mengelola Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas agar bisa berfungsi maksimal dan bisa mengairi sawah di Jawa Timur seluas 300.000 Ha.
Salah satu langkahnya, Pemprov Jatim mendeklarasikan Relawan Jogo Kali. Yakni bertujuan untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan sungai yang ada di Jawa Timur termasuk DAS Brantas juga waduk-waduk yang ada di Jawa Timur.

“Sebagai koordinator adalah para relawan yang berada di kecamatan, mereka memantau progres kebersihan sungai termasuk waduk setiap minggu, sehingga kinerjanya bisa lebih terukur. Jadi Tidak ada lagi yang mengatakan bahwa Relawan Jogo Kali hanya sebagai usaha sensasi sesaat,” ungkapnya.

Masih menurutnya, langkah yang dilakukan tidak hanya menjaga kebersihan waduk dan sungai saja, tetapi relawan Jogo Kali juga bekerjasama dengan seluruh masyarakat. Harapannya agar langkah tersebut untuk menjaga kondisi lingkungan menjadi bersih, indah pemandangannya. Demikian pula dengan kegiatan perikanan yang nantinya akan mendapatkan pembinaan dari pemerintah.
Sementara itu Direktur Operasional Perum Jasa Tirta I Malang, Alfian Rianto pada kesempatan sama mengatakan, bahwa Waduk Selorejo merupakan waduk yang paling tinggi di Jawa Timur, yang dapat menampung  kurang lebih 60 juta meter kubik air untuk kepentingan irigasi, listrik maupun air minum.

Namun pada saat ini dengan adanya degradasi di hulu, maka  bendungan atau waduk Selorejo hanya mampu menampung kurang lebih separuh dari kapasitasnya.

“Jadi  pada saat selesai dibangun pada tahun 1970 mampu menampung air sebanyak 60 juta meter kubik, setelah hampir berusia 50 tahun hanya mampu menampung 30 sampai 35 juta meter kubik saja,” ujarnya.

Hal tersebut dinilai karena terjadi sedimentasi yang cukup tinggi. Beberapa langkah atau upaya  yang telah dilakukan, antara lain tersedianya beberapa kapal keruk, dilakukan penataan lahan, perlakuan yang komprehensif. Tujuannya adalah adanya kesinambungan ketersediaan air untuk kepentingan Jawa Timur.

Pada kesempatan itu dilakukan pula penanaman sepuluh pohon durian di sekitar areal waduk dan penebaran 25.000 bibit ikan wader dan tombro yang disebar di Waduk Selorejo, serta penyerahan 50 paket sembako yang diberikan kepada warga kurang mampu. (Humaspemprovjatim/diwa)

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *