Pakde Karwo: Tingkatkan Kesejahteraan Lewat Pendidikan

Redaksi
927 Views
4 Min Read

Pemprov Jatim memiliki langkah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat pendidikan. Pendidikan itu merupakan jalan investasi sumber daya manusia dalam mewujudkan kesejahteraan.
“Nawaitu kita meningkatkan kesejahteraan lewat pendidikan keterampilan. Ada pendidikan umum dan pendidikan keterampilan. Ada pendidikan agama dilengkapi dengan keterampilan,” ujar Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo saat meresmikan Pelaksanaan SMA/MA Dual Track Provinsi Jawa Timur di Pendopo Kabupaten Sampang, Kamis (17/1) pagi.
Ia menjelaskan, berbagai langkah dilakukan Pemprov Jatim untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya yakni melalui program dual track pada SMA dan Madrasah Aliyah (MA). Dual track ini menggunakan konssl dualitas yang saling memberikan manfaat. Sehingga program dual track bisa menjadi solusi terbaik untuk menanggulangi lahirnya pengangguran terbuka dari lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.
“Tidak hanya SMA, Madrasah Aliyah juga diberikan tambahan keterampilan. Dan Madura jadi fokus pengembangan dual track,” kata Pakde Karwo sapaan Gubernur Jatim.
Peserta didik, lanjutnya, akan dibekali dengan keterampilan khusus yang diberikan intensif pada kelas XI dan ujian sertifikasi akan dilaksanakan di kelas XII setelah ujian nasional.
“Sertifikasi yang diberikan sudah terstandar dan diakui secara nasional. Sehingga lulusan SMA dan MA bisa bersaing di dunia industri dan dunia usaha. Apalagi ada 7 bidang keahlian yang difokuskan sesuai hobi atau keinginan para siswa. Seperti multimedia, teknik elektro, teknik mesin, tata boga, kecantikan dan sebagainya,” tutur orang nomor satu di Jatim.
Menurutnya, hakikat penyelenggaran dual track dalam pendidikan formal merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri. Yang bisa menyelesaikan permasalahan SDM adalah hanya melalui pendidikan dan pelatihan vokasional.
Selain itu, pada akhir tahun 2014, pihaknya mengambil keputusan agar melakukan moratorium SMA. Sehingga yang harus dilakukan Pemprov Jatim adalah menambah SMK yang berakreditasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Pendidikan Vokasi. Untuk memperkuat dibuat Pergub Jatim mengenai Moratorium SMA untuk SMK. Dengan kondisi saat itu SMK masih 32 persen dan SMA mencapai 68 persen.
“Yang diinginkan komposisinya adalah 70 persen SMK dan 30 persen SMA. Dan ini dapat terwujud pada tahun 2022,” jelasnya.

Perkuat Pendidikan Dinitah Salafiyah
Pemprov Jatim, lanjut Pakde Karwo, juga memperkuat pendidikan Diniyah Salafiyah yang hingga saat ini masih belum diakui pendidikan nasional. Karena itu, Pemprov Jatim mengeluarkan Bosda khusus Diniyah Salafiyah. Sejak tahun 2006, pendidikan Diniyah Salafiyah tetap dipertahankan sebagai basis pendidikan di Jatim.
“Jangan melakukan modernisasi terhadap sistem pendidikan sorokan dan badongan ketemu kiai. Sentuhan dari kiai kepada santrinya itu 1.000 kali lebih bermanfaat dibandingkan ditelepon. Jadi dalam komunikasi memanggil orang, ditepuk pundak dan melihat matanya itu 1.000 kali bermanfaat,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Dr. Saiful Rachman, MM, M.Pd. menjelaskan, program dual track diikuti sebanyak 86 lembaga yang terbagi atas 76 lembaga SMA dan 10 lembaga MA dengan mayoritas berasal dari Madura.
Program ini, lanjutnya, terdapat 7 bidang keahlian yang difokuskan sesuai hobi atau keinginan anak didik. Adapun 7 bidang keahlian yang dimaksud antara lain multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan, dan teknik kendaraan ringan.
Tujuannya adalah menyiapkan SDM SMA dan MA yang mandiri dan siap memasuki dunia kerja dan dunia usaha, membentuk kepercayaan diri peserta didik dalam bidang kewirausahaan.
“Dengan keterampilan yang mendukung sehingga memiliki bekal usaha, mandiri, dan mampu bersaing dalam dunia usaha,” pungkasnya.
Sementara itu, Pj Bupati Sampang Drs. EC. H. Jonathan Judianto, M. MT mengatakan, double track merupakan jawaban yang tepat untuk menghadapi era industri 4.0. Memasukkan unsur vokasi menjadi langkah yang cerdas dengan menggunakan link and match antara sekolah dan industri, sehingga lulusan bisa bersaing dalam industri.
“Lulusan SMA dan MA menjadi lulusan yang komplit dalam segi akademis, skill, dan spiritual,” jelasnya. (Humaspemprov Jatim/Gd)

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *