Bekasi, Sigap88news.com ||
Malang tak dapat di elakan oleh Sri, Janda anak 3 warga Kp.Bulu Ds.Setia Mekar Kab.Bekasi sebab putri bungsunya yang baru berusia 3th tersiram Air Panas dari Dandang Gerobak bakso mengakibatkan Punggung, kaki kanan & tangan kanannya terkena luka Bakar.
Dalam kepanikan, hingga terlupa akan keterbatasan ekonomi ibu yang setiap harinya menyambung hidup hanya dari hasil Mulung (Pemulung) ini nekat membawa putrinya ke Rs terdekat yaitu RS Karya Medika 2 depan Simpang Kompas Tambun dibantu para tetangga & kerabatnya.
“Anaknya pengen bakso, jadi ibunya meminta tunggu sebentar sbb harus mengambil uang dulu dirumah, sementara mang baksonya lg nganterin bakso yg udah di racik kesitu, eh itu anak berdua bergelantungan di pegangan geobak yg lg di parkir dijalanan gang kami yg memang cuma lebar kurang dari 1,5M, depan rumah” cerita kerabat dekat Sri disela kepanikan di ruang tunggu RS.
Pertolongan sigap yg diberikan dengan sigap oleh Dr.Ratih dan sejumlah suster perawat di ruang IGD rumah sakit tersebut membuat keluarga dan team Rajawalisiber.com yang turut mendampingi berlega hati, meski belum juga mampu mereda jerit tangis MA hingga saat diminta rekan team medis lain untuk segera mendaftar Administrasipun team bersegera mematuhinya dengan senang.
Pasien anak yg berinitial MA yg masuk dikisaran pukul 17.00 WIB sore ini dinyatakan team dokter terkena luka bakar 20% “kami mohon maaf bu, karena rumah sakit inibbertife C jadi belum memiliki dokter bedah plastik, jadi kami sarankan agar supaya keluarga segera mencari ruang rawat di RS lain yg memiliki kelengkapan yang dibutuhkan pasien” papar petugas ADM paska mengetahui bahwa keluarga korban tdk memiliki biaya ataupun kartu jaminan sosial lainnya, sebab baru sedang di prosas pembuatan jamkesda atau sejenisnya segera dengan bantuan pihak pemerintahan Desa yang kebetulan sebelumnya berhasil dihubungi team.
Dengan berbekal surat pengantar rujukan dari Rs Karya medika II, keluarga dengan didampingi team selepas isya mengunjungi sejumlah RS terdekat mencari ruang perawatan yg memiliki dokter bedah plastik, hingga akhirnya diperolehlah Waiting List ke 4 di RSUD Cibitung, Kab.Bekasi “ya bu, maaf karena masih waiting list maka kami tidak bisa memastikan kapan tepatnya, ini sudah saya booking kan dgn no urut 4, jd sabar ya bu, ruangan perawatan untuk anak MA kemungkinan baru bisa besok siang atau juga lebih” demikin penjelasan petugas pendaftaran rawat inap Rumah sakit pemerintahan Daerah tersebut.
Kembalibke Rs Karya medika 2 dengan membawa kabar tersebut tidak menyurutkan para medis yg bertugas untuk segera ‘mengeluarkan’ pasien “kami mohon maaf bu, karena disini tidak ada dokter specialistnya jadi kami tidak bisa merawat MA, sebaiknya ibu dan keluarga menunggu di IGD RSUD saja karena selain disana ada dokternya juga sudah di’waiting list’kan, ruangan IGD nya cukup besar dan perlengkapan medisnyapun sudah sangat memadai” kembali petugas admin yg belakangan diketaui bernama Fauji ‘mengusir’ dengan halus.
Team dan keluarga korban yang ‘buta’ dengan segala istilah medis akhirnya menandatangani sejumlah kertas yang menurut suster & Dr.Dafit adalah pernyataan dipasangnya infus 500ml (padhal pada saat di cabut para medis baru digunakan kurang dari 100Ml), telah disuntikannya obat nyeri (yg entah apa namanya dan dgn dosis berapa), Laboratorium Darah dan bukti telah masuk ruang IGD tersebut dengan tambahan kemalangan bagi ibu pemulung ini adalah harus membayar Rp.602.000,- cash dengan tanpa pemakluman apapun.
Alhasil, akhirnya terkumpullah Rp.300.000,- uang yg diperoleh dari swadaya dadakan dari keluarga dan tetangga yg turut mengantar, dengan memohon kebijakan dan menjaminkan SIM C dan membuat pernyataan akan segera melunasi kurangnya siang nanti MA pindah ke RSUD dengan hanya menggunakan sepeda motor tanpa dampingan suster/perawat.
Tiba diRSUD pukul 22.50 WIB paska keluar dari RS Karya medika 2 pukul 22.35 WIB, keluarga pasien mendapat berbagai pertanyaan diantaranya knp tdk diantar perawat, kenapa mau dibuang begitu saja, kenapa begini begitu dan lainnya yg hanya mampu dijawab keluarga pasien “kami hanya ingin anak kami memperoleh pertolongan dan perawatan, karena pihak medis dirumah sakit itu menegaskan tdk dapat merawat anak kami maka kami nekad segera membawa kemari meski dengan resiko harus menunggu di IGD hingga ruang perawatan MA tersedia, jadi tolong lah”
Entahlah, ada banyak hal yang tak dimengerti keluarga dan team Rajawalisiber.com dari para medis RS Karya Medika 2 itu, list pembayaran di gunakan diantaranya untuk infus, sedangkan MA keluar dari RS tersebut dgn dicopot infusannya walau baru digunakan sedikit cairannya dan keluarga telah berulang kali meminta agar tidak dicopot selang itu agar bisa terbawa ke RSUD (sebab takut kurang cairan dan takut kembali kesulitan memasang selang infus ditangan kecil MA), kisaran Rp.300rb untul Alat kesehatan (apa saja ?), Rp.50ribuan untuk lab darah dan Rp.240 ribuan untuk obat dan perawatan namun pasien ‘diusir’ begitu saja hanya dibekali hasil lab.darah dan jika memang belum ada dokter specialist / dokter ahlinya, bukan kah masih ada dokter umum yg dapat sedikit memberikan pertolongan dan masih ada para perawat / suster yg sehausnya bisa memberikan perawatan hingga tersedia ruang rawat inapnya, pertanyaan besar yang sempat disungut kan keluarga pasien adalah “ijazah dokter sama perawatnya dapet sekolah apa beli sih, hingga sampai RSUD ini malah kami yang terkesan disalahkan ???”
(Tommy)