Jembatan Penghubung Dua Desa Ambrol Dinas Terkait Tutup Mata

Redaksi
958 Views
3 Min Read

Banyuwangi – sigap88news.com
Tidak adanya perhatian pemerintah desa maupun pemerintah daerah Banyuwangi, jembatan penghubung dua Desa antara Desa Bomo dan Desa Gintanga, kondisinya masih tetap ambrol hingga sekarang.

Padahal jembatan penghubung dua desa tersebut, sekitar sudah tiga bulan lebih ambrol. Ambrolnya jembatan tersebut membuat dua desa itu terpisah. Bahkan warga terus keluhkan tidak ada perhatian pemerintah sama sekali. Kejadian ambrolnya jembatan itu dikarenakan diterjang banjir.

Walaupun kondisi jembatan tersebut juga sudah ambrol, pemerintah daerah khususnya Dinas PU Pengairan tetap tidak ada tindakan. Padahal, warga sudah melaporkan ambrolnya jembatan tersebut kepada pemerintah Desa.

Kondisi jembatan ambrol itu, membuat warga Desa Gintangan tidak bisa mengakses jalan menuju Desa Bomo. Sebelum jembatan ambrol itu, warga Desa Gintangan sangat mudah untuk menuju Desa Bomo. Bahkan sebaliknya juga seperti itu.

Salah satu warga Desa Gintangan, Sutris menceritakan sebelum jembatan itu ambrol, warga membenahi jembatan tersebut menggunakan dana swadaya masyarakat. Sedangkan untuk pihak pemerintah Desa saja tidak pernah ada respon ataupun tindak lanjut. “Untuk sumbangan pembangunan dulu tidak pernah ada dari pemerintah Desa. Padahal, ini program dari pemerintah daerah,” katanya.

Walaupun jembatan tersebut program dari pemerintah, lanjutnya, Dinas PU Pengairan juga tidak ada respon. Sekitar tahun 2017 lalu, jembatan tersebut sudah hampir ambrol. Namun, oleh warga sekitar diperbaiki menggunakan dana swadaya. “Perbaikan itu memakai dana swadaya masyarakat, memang ada sedikit dana dari pemerintah Desa Gintangan yaitu Rusdiyana hanya memberikan dana sebesar Rp 500 ribu. Sedangkan pemerintah Desa Bomo tidak ada sama sekali,” ungkapnya.

Masyarakat sangat berharap adanya perhatian pemerintah Dearah Banyuwangi yang dalam hal ini berperan penting dalam kesejahtraan masyarakat. Masyarakat juga berharap Dinas PU Pengairan juga merespon cepat terjadinya jembatan ambrol tersebut. “Kita hanya ingin cepat dibenahi dan bisa kembali berfungsi. Sampai saat ini juga bekas jembatan itu terseret oleh air sungai,” jelasnya.

Sutris menambahkan, selama jembatan ini ambrol dan walaupun sudah dilaporkan oleh warga, sampai saat ini juga tidak Ada tanggapan dari para Dinas terkait. Beruntung, saat jembatan itu ambrol tidak memakan korban jiwa. “Mungkin harus ada korban jiwa dulu baru ada perhatian oleh para Dinas terkait. Bahkan, dari Dinas PU Pengairan tidak ada tinjauan atau etikat baik sama sekali,” pungkasnya. (Heru)

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *